5

Ibu hamil mendaki gunung Rinjani #Part 2

Refreshing sedikit ah...Mau lanjut cerita ini! ^o^

Masuk hari ke-2 itinerary kami, pagi-pagi buta sudah merapat di pelabuhan Lembar, Lombok. Semestinya perjalanan padang bai-lembar menghabiskan waktu 5 jam, tapi kali itu cukup 4 jam saja sudah merapat di pelabuhan lembar. Speaker kapal mengumumkan bahwa kapal telah merapat dan para penumpang dipersilahkan turun. Ibu dan Bapak kenalan kami ini yang sedari awal perkenalan sudah tahu bahwa kami akan mendaki Gn.Rinjani, kemudian bertanya: Karena masih pagi sekali, disini belum ada angkutan umum. Baiknya ikut kami ya, Bapak kan mau ambil motor di kantornya, nanti kalian tunggu saja di kantor Bapak ya? Kami yang memang cuma berdua saja sangat senang dapat tawaran bahagia ini. 
Turun dari kapal, seperti biasa, banyak para calo yang menawarkan mobil sewaan, ojeg motor dan tentu saja pakai acara maksa-maksa :p Tapi itu tidak terjadi pada kami, para calo itu cuma menyapa Bapak, karena sepertinya Bapak kenalan kami ini cukup dikenal disini :)
Sampai kami di kantor Bapak kenalan, yang rupanya Kantor Polsek Lombok Barat. Disana ada 2 orang petugas jaga, mereka sedang rebahan di kursinya karena memang masih sangat pagi. Tapi ya yang namanya atasan datang, mereka seketika sigap. Dan melakukan salam hormat ke si Bapak kenalan. Selesai menyapa, dan Ibu kenalan memberikan oleh-oleh (yang isinya kopi, dkknya), Bapak kenalan menjelaskan bahwa kami ini keponakannya dari Bandung dan akan mendaki Gn.Rinjani, Bapak ini berpesan untuk mencarikan kami angkutan umum jika sudah jam 6 nanti. Dan tanpa banyak basa-basi rekan Bapak kenalan mengiyakan dan membereskan sofa agar kami bisa duduk dan mungkin bisa tidur sebentar sambil menunggu pagi. Bapak dan Ibu kenalan kami berpamitan untuk pulang, karena pagi harinya mereka harus bertugas kembali, saya dan Ibu berpelukan begitupun Bapak dan suami saya. Dan tak lupa Ibu menyimpan nomor hp saya dan minta beliau dikabari ketika kami akan mendaki dan selesai mendaki. 

Dan saya yang namanya Ibu hamil, pasti masih ngunyah aja jam segitu, nyemil pear bawaan dari bandung X_X sambil sesekali takut melihat gelap, yaiyalah namanya juga polsek, mana ada gorden tertutup seperti di rumah. Suami sih tidur :D Jam 4.30 WITA azan berkumandang, saya buru-buru membangunkan suami agar kami segera berangkat ke masjid karena saya sudah gak sabar untuk pergi ke TOILET hihihi Jalan kaki menuju masjid yang jaraknya cuma 7 meter saja dari polsek lombok barat. 
Subuh selesai kami tunaikan, dan masih agak gelap juga, akhirnya kami lakukan olahraga ringan saja di jalan menuju polsek. 
Dan pukul 6 WITA, waktu yang kami tunggu pun tiba. Bapak petugas juga sudah berganti orang, karena jam 6 mereka berganti petugas. Suami yang memang ringan tangan, menyapu halaman polsek, tidak banyak sampah, cuma daun-daun dari pohon kersen di depan polsek saja. Bapak polisi menawarkan teh hangat dan kopi hangat, sambil meminta kami untuk menunggu sebentar, karena beliau mau jalan ke depan untuk cek apakah sudah ada angkot menuju ke terminal mandalika. 
Dan tak lama, Bapak polisi pun kembali diiringi angkot putih di belakangnya, wow, angkotnya malah menjemput kami. Bapak polisi bilang nanti bayar saja 20.000 untuk 2 orang, tadi saya sudah bilang untuk diantar di depan terminal mandalika. Siap, Pak, terima kasih banyak. Kami pamit dan tak lupa suami mengambil gambar dengan Bapak polisi sebagai kenang-kenangan untuk cerita kami.

Terima kasih, Pak Polisi :)

Di sepanjang jalan menuju terminal Mandalika, abang supir angkot ini bertanya kami mau kemana, karena tujuan kami adalah mencari elf untuk ke Pasar Aikmel, jadi kami baiknya tidak turun di mandalika, tepatnya di peremapatan bertais saja, karena disana banyak elf yang mangkal, awalnya kami ragu dan ingin minta di mandalika saja, tapi saya yakinkan suami untuk mengiyakan saja, toh ini kan jalan-jalan :)
Kami turun di perempatan bertais dan benar saja, abang angkot langsung ngobrol dengan supir elf yang akan menuju aikmel. Alhamdulillah...
Masih pagi dan masih sepi, kami duduk di warung tepat di depan mobil elf terparkir. Saya memesan teh hangat yang cuma 1500 saja, sayang tidak ada kue, jadi saya ngunyah choco crunch saja ditemani teh hangat ini.
Waktu yang ditempuh dari bertais menuju Pasar Aikmel ini 1 jam dengan biaya 30.000/orang. Sepanjang jalan menuju Pasar Aikmel, kami disuguhi sebagian wajah masyarakat lombok, ibu-ibu berkain sarung dan duduk menyamping ketika dibonceng, adik-adik pelajar yang bersepeda menuju sekolahnya, pesantren-pesantren di sepanjang jalan. Ah...rindu sekali.
Saya duduk di dekat jendela agar bisa sesekali melongok keluar jendela sekaligus persiapan kalau-kalau ada bau-bau tak sedap di dalam elf :)

1 jam perjalanan dengan berhenti mencari penumpang berkali-kali di setiap pasar yang kami lewati, cukup menambah serunya perjalanan pendakian kami berdua(tiga) ini.
Dan inilah pasar aikmel, berada di pertigaan jalan. Di sebelah kiri pasar ada masjid, dan ada simpang aikmel, inilah jalan yang akan membawa kami menuju Gn. Rinjani.


Lanjut di #part 3 ya....

Total pengeluaran inti di hari kedua:
Angkot Pelabuhan Lembar-Terminal Mandalika (bertais): 10.000/orang
Elf dari Bertais-Pasar Aikmel: 30.000/orang



Back to Top