Rinjaniku hari ini

Hiatus dari bulan februari saya lumayan rindu sih menulis...Apa daya di rumah punya jantung hati yang udah bisa meniru segala hal yang saya lakukan, jadi buka sesuatu yang agak lama sekali (semacam buka laptop atau tab buat nulis) itu hampir gak pernah saya lakukan selama mendarat di rumah setelah pulang kerja.

Jadi, heyyyy Hallo! Assalamu'alaikum.....
Apa kabar semuaaaa?

Ada 2 hal penting yang membuat rintik-rintik air mata berguyur di hati nih akhir-akhir ini, 1. Jani sudah mulai sekolah (selesai trial, dan akan aktif di 1 agustus nanti)
2. Jani sudah latihan disapih



                      #1
Sadar bahwa anak menjelang usianya 2 tahun sudah diajarkan mandiri itu ternyata memang bikin hati remuk redam ya...belajar melihat dia harus melawan sesuatu yang awalnya dia tidak suka, mengenalkannya (lagi) dengan hal-hal dan kebiasaan baru...ini tentunya terjadi karena mereka masih dengan ekspresi andalannya yaitu menangis! Walaupun sudah bisa diajak bercerita, berdiskusi, tetap menangislah yang dilakukan duluan kalau menyikapi sesuatu yang kurang familiar yang harus dihadapi.

Kekhawatiran kami, manda dan yandanya Jani tentang sekolah sebenarnya bukan pada jam-jam belajarnya, tapi jam-jam dimana 'acara bebas' di jadwal daycare. Jadwal sekolah:
Jam 7.15 diantar ke sekolah
Jam 8.00 masuk kelas Playgroup sampai jam 11 langsung serah terima ke kelas daycare
Jam 11.00 Makan siang
Jam 12 shalat berjamaah (gabungan kelas TK, PG DC)
Jam 12.30 acara bebas di daycare
Jam 4.30 pulang

Acara bebas ini ada sesi tidur siang, bermain edukatif (mengasah motorik, sensorik, linguistik, sosialisasi), snacking time, sikat gigi, toilet training, bernyanyi, dan lain-lainnya.
Rasa khawatir takut pengasuh belum kenal dengan Jani, kebiasaannya dan kehebohannya...dan takutnya ada yang gak sabar dan terjadi hal-hal yang sama sekali belum pernah kami lakukan ke Jani, misalnya: mencubit, menampar, membentak sampai anaknya ketakutan. Entahlah, banyak sekali ketakutannya. Sampai-sampai tgl 1 nanti yanda yang akan cuti full untuk mendampingi Jani. Sementara saya akan kebagian keesokan harinya mungkin.

Jani tergolong anak yang perkembangan verbal dan komunikasinya lumayan. Sangat   cerewet dan kalau tidak ditanggapi akan teriak, misal: Jani sedang membaca atau melihat sesuatu, jangan dikira dia akan diam dan serius, selesai dia mengamati, kitalah yang akan ditanya ini-itu. Memang bukan pertanyaan wow dan scientific tapi lumayan bikin capek yang jawab sih, karena akan diulang terus (mungkin di saat kita menjawab dengan berkali-kali itu dia mengingat yang kita informasikan). 
Reflek Jani untuk mencubit, memukul, menendang itu masih aktif saja ternyata, katanya memang akan terus aktif, sembari selalu diingatkan, dicontohkan bahwa sebaiknya begini. atau begitu. Sampai-sampai kami punya nyanyian singkat untuk saling mengingatkan satu sama lain di pagi hari:
No pukul pukul, No cubit cubit, No tendang-tendang, karena itu menyakitkan, bolehnya sayang sayang 
Waktu trial, Jani yang saya lihat malu-malu di 1 jam pertama, kemudian tetap menjadi Jani yang biasanya seperti di rumah: lari heboh kesana kemari, rikues menyanyi bersama, dllnya. Sekali bergaya seperti orang yang hendak menendang, ketika si Kakak A mencoba menukar balon dengan Jani, tapi, si Kakak tidak bilang mau menukar, jadi diambillah itu balon Jani secara paksa, dan direbut kembali oleh Jani dengan sembari gaya mau menendang si Kakak A. Seperti mau marah dengan ulah si kakak A mungkin.
Selebihnya tidak ada hal heboh yang Jani lakukan. 

Harapan kami, Jani bisa rutin pupup di pagi saat masih bersama kami, dan sore saat kami sudah berada di rumah. Kami takut merepotkan karena Jani memang belum bisa sendiri. Mengingat usia kakak-kakak yang se-day care dengan Jani sepertinya di atas 3 th semua. 

Ah, nak, kalau melihatmu harus kembali dengan rutinitas seperti ini dengan drama pagi harimu, membuncah lagi rasa bersalah kenapa saya harus bekerja. Tapi, semoga ini mengajarkan kita untuk semakin mengerti makna bersama, membersamai, kebersamaan ya, nak. Esok, semoga tidak ada lagi episod kita lupa makna tiga kata itu. 
Selagi kita bersama ya itulah waktu-waktu terbaik kita. Kami punya waktu mendengar ceritamu, sejuta ekspresi yang engkau munculkan yang selalu membuat haru itu, kami punya waktu untuk berbagi sedikit cerita hidup denganmu. Bagaimana menjepit bungkus terigu dengan klip kertas agar terigunya tidak tumpah? Mendengar suara ayam yang kelaparan, yang sedang bertelur? 

Selamat belajar Rinjaniku, putri sulungku, jantung hatiku :)
Semoga engkau tak bosan dengan segala hal baru yang di awalnya kurnag menyenangkan ya, nak. Karena akan banyak sekali hal-hal baru yang bermunculan yang akan memperkaya hidupmu. 

Salam peluk,

-Manda-




------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Part #2 menyusul ^___^ Jumpa lagi ya!



Back to Top