2

Tentang Bahasa


Hay hay Hallo...

Assalamu'alaikum semua..
Apa kabar?

Throwback years years ago...

Saya pernah lho di-bully ketika mudik ke kampung halaman Ayah saya, OKI, tepatnya Kayu Agung, yang bahasanya sama sekali tidak saya fahami sampai sekarang. Paling banter saya bisa berkomunikasi pakai bahasa Plembang (Palembang). Seperti apa bully yang saya alami? Sederhana sih, tapi berbekas hehehe, misalnya: Menyebut diri sendiri 'Saya orang gila, saya busuk, belum mandi', kata-kata jorok juga termasuk disitu :(
Mengapa ini terjadi? Sangat amat bisa, karena di rumah Ayah saya tidak pernah mengenalkan bahasanya kepada kami, Alm.Mama pun bisa karena sering mendengar. Mama yang asli bangka besar di daerah Mentok, yang bahasanya melayu dan Ayah saya asli dari Kayu Agung, OKI. Saya kecil lebih banyak menggunakan bahasa Bangka, karena itulah Bahasa Mama saya dan bahasa tempat kami tinggal. Pun dialeknya yang bangka standar saja.

Sekarang, saya dan Yanda sedang di masa-masa emas pertumbuhan putri kecil kami, Rinjani. Jani di umurnya 13 bulan ini, yang paling menonjol adalah kemampuan bahasanya, termasuk komunikasi menerima dan merespon apa yang kita ucapkan.
Dulu, sebelum Rinjani lahir, kami sepakat akan mengenalkan berbagai macam bahasa, ada 5 sepertinya X) Kenapa bisa 5?
Ya, karena saya berasal dari Bangka, otomatis bahasa Bangka akan saya masukkan dalam daftar (1), bahasa Jawa yang akan diajarkan Yanda (2), bahasa Sunda yang kami bisa, tentu saja yang standar, minimal bukan yang kasar (3), bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional (4) dan terakhir bahasa Asing, bahasa Inggris (5).

Dan saya baru sadar, eh tapi apa enggak bahaya, enggak takut Jani kebingungan? Enggak takut malah fatal semuanya gak difahami?
Akhirnya muncul juga rasa was-was dan hamdalah, saya ketemu artikel dari the urbanmama yang ini nih: bahasa ibu sebagai kunci pengembangan mental
Okeh sip, Sekarang kita evaluasi perkembangan bahasa Jani sejauh ini:

- mengerti instruksi, apalagi kalau yang ngomong itu Yanda :D dan ini sering membuat saya iri, apakah suara saya begitu cempreng sehingga Jani ogah-ogahan? :p

Dengan bahasa campur-campur:
adek, lenggah.. (bahasa Jawa, arti lenggah itu duduk) Jani, sit down, please! nah kalau bahasa Inggris, kami pasti akan menerjemahkannya juga: adek, duduk yuk.
adek, ini Sovia (sambil menunjuk Sovia di majalah), bando (sebagai ganti Tiara hihihi) Sovia dimana ya? dan Jani akan merespon: nnnyiii sambil memegang kepala bagian atasnya.
adek, yo makan yo (bahasa Bangka) dan Jani akan respon dengan mam..mam..
adek, kenapa nangis, sini atuh peluk manda dulu (bahasa Sunda sedikit)
adek kiss bye, dadaagh, salim

- bisa berceloteh dengan bahasanya jika sedang membuka buku cerita (mau saya tulis tapi bingung nulisnya :p), seru deh kalau lagi moodnya dia cerita bisa sampe 1 menit gak berhenti.

- memegang handphone dan bilang: mbak, kek..(karena seringnya melihat kami menelpon sambil mengajaknya ikut nimbrung di telepon)

-sujud kemudian tangannya memeperagakan berdoa dan bilang Awoh, ini maksudnya Jani sedang shalat atau yanda atau manda yang sedang shalat

-bilang mimik kalau mau minum (dulu mik, sekarang mi..mik), agih (kalau lagi buru-buru minta disuapin), bagi (iini bahasa bangka untuk meminta sesuatu).

-dek, mandi yuk, setelah bilang begini, respon Jani akan mengusap-usap tangannya (seperti gaya orang sedang mandi), dan usap-usap mukanya.

-kalau kami bilang satu, dua..ti...Jani akan merespon dengan 'gaaaa', kalau one, two,...Jani akan merespon dengan 'ti..sebagai ganti three'

Ahh, senangnya bukan main kami bisa bertemu, merasakan dan menikmati momen ini :) Walaupun kami bekerja, setiap kami bekerja Jani dititipkan di teteh yang mengasuh, momen-momen seperti ini tidak 'hilang' dalam kehidupan kami. 
Semoga sesibuk apapun aktifitas kita di luaran, ketika kembali ke rumah kita bisa kembali menikmati tugas sebagai orang tua, ya..
Amiin

Salam,

-Manda-











3

Rinjani itu

Rinjani itu 

Cintanya Manda dan Yanda
Pelipur lara di kala penat melanda
Bintang paling bersinar di hati
InsyaAllah jadi bekal kami untuk menginjak taman Syurgawi
Amiin

*******

1 tahun lebih 2 minggu sudah kami menapaki hari menjadi orang tua. Rasa-rasanya masih belum pantas dipanggil orang tua, mungkin lebih tepatnya baru sampai tahap melahirkan, mengasuh dan membesarkan. Betulkah?

Ini juga alasan saya yang enggan dipanggil Ummi, rasanya koq saya jauh dari sebutan itu ya, karenanya saya minta dipanggil Manda, sebagai ganti dari Mande dalam bahasa minang.

Hari-hari tambah terasa sejak ada manusia kecil yang dulunya cuma berada di dalam perut, tapi sekarang sudah bisa dipeluk. 

Kadang kelucuan Rinjani sering menyulut sumbu sabar saya yang tidak seberapa ini, sedih rasanya kalau sempat mengeluarkan nada meninggi ketika menegurnya, terlebih sekarang ini sedang masa aktifnya untuk mengeksplorasi sekitar. Semua mau dijamah, semua mau dimakan, semua mau diulik, entah itu bahaya atau manfaat. 
Kalau sudah berdua, yang tadinya sepi pasti menjadi ramai, ramai menegurnya, ramai bercanda tawa dengannya..

Doa kami semoga Allah tetapkan iman dan islammu, ya, nak! Karena itulah modal utama untuk menyelesaikan cerita hidup. Bertumbuhlah dengan bahagia, sehat, ceria.. Kami tidak perlu menunggu agar engkau menjadi sesuatu agar dicintai. Sejak hari dimana kami mengetahui bahwa engkau hadir di dalam rahim ini, sejak itu pulalah cinta kami sudah bersemi untukmu.

Kami yang selalu mencintaimu, Rinjani :*

-Manda&Yanda-


3

Kopdar Akbar TUMBC Agustus 2014

Assalamu'alaikum,


Hayhay Hallo semua.

Rasanya saya gak selesai-selesai deh merasa Agustus ini bulan penuh keseruan. ya perayaan Kemerdekaan Indonesia yang ke-70, Ultahnya Jani dan hmm satu lagi acara seru. Jadi ada satu acara yang sudah lama sekali saya nantikan, awalnya cuma ingin bertemu peluk dengan semua mama yanga da di supporting group saya: TUM Birth club August 2014, dan Alhamdulillah jadinya malah Kopdar akbar yang isinya bukan hanya temu peluk, tapi kami semua merayakan ulang tahun pertama putra-putri kami \(^o^)/ yeayyyy seru kan?

Jadi, dimulai Februari, ada wacana nih untuk bikin acara bertajuk kopdar akbar untuk group kami ini, dan karena semua mama ini kreatifitasnya tinggi sekali, dimulailah digagas untuk bikin acara birth day sekalian. Dan mulai ide untuk bagaimana kalau kita ajak olshop ataupun siapapun yang berhubungan dengan dunia emak-emak dan bayi.
Nah, dari wacana dimulai sampai menjelang masuk bulan puasa, kami masih santai, ketika bulan puasa, baru deh adrenalin seperti dipacu untuk mulai merapatkan barisan. SIAP GERAKKKKK!!!!

Mulai berbagi siapa yang handle disain kartu undangan, logo, kue, tumpeng dan sampailah saya mau mengajukan diri sebagai pembuat naskah kerjasama yang akan kami tawarkan ke olshop dan media partner untuk acara kami nanti.

Dan here we go! Logo unik nan menarik buatan Papa Arsy , Ahh terima kasih Papa Arsy sudah bikin ini jadi keren.


Inilah honeybee yang teriring doa, semoga bayi-bayi kami yang sedang bertransformasi menjadi new toddler bisa seperti Bee. Menebarkan banyak manfaat bagi semua :) Amiin

Setelah logo jadi, mulai deh Mama Gendhis mondar-mandir mengurusi dan memastikan agar kaos seragam para baby pas dan sesuai disain. Hari H pastilah Mama Lois yang paling repot, berdua Papa Lois  mereka merangkai tali untuk bikin backdrop dan kartu ucapan untuk para baby terpampang nyata. Turut serta Mama-mama yang lainnya yang bantu merapihkan potluck,  dan arena bermain.

Dan inilah sebagian foto dari acara kami. 



Add caption




The Urban Mama Birth Club August 2014
Bogor, 16 Agustus 2015


Akhir kata, Saya pribadi ucapkan terima kasih penuh kasih sayang untuk mama-mama dan papa-papa kesayangan TUM ABC 14. Serta Theurbanmama.com sebagai tempat bertemunya kami dan juga pendukung setia kami. Terima kasih juga untuk para supporter yang mensponsori acara kami sehingga bertabur hadiah.

Love,

-Manda-

Thank you our sponsors:
8. Nonopoy
11. Gallenina
14. Aigobaby
15. Baby step
19. G_Hijab
20. Gemesh
23. Tharamipa
24.  Mamioils
25. Mamayara
31. Omma Inne
32. Mama Adziah Narsiwi
Back to Top