4

I heart You, TUM ABC'14

Assalamu'alaikum...

Haloha...Agustus,,,wohooooo! It' your month, babies!

ok kita skip dulu ya membahas keriuhan Agustus sebagai bulan penuh pesona setelah saya mempunyai Rinjani :)

Saya ingin membahas tentang 'supporting group' yang sudah saya anggap sebagai keluarga sendiri. Supporting group saya ini dimulai dengan perjumpaan kami secara virtual di sebuah subforum Urbanmama TUM ABC'14. Subforum dimana para mama yang mempunyai HPL (Hari Perkiraan Lahir) di bulan Agustus 2014.

Seorang teman yang bernama virtual BettyB ini si penggagas utamanya. Muncul satu per satu mama yang berHPL Agustus 2014. Kemudian setelah dirasa lumayan banyak (seingatku ada 8 orang), ada yang berinisiatif untuk membuat grup whatssapp agar bisa lebih sering chit-chatnya :) Nah, dari sinilah keakraban kami terbina.
Setiap hari ada saja yang menarik untuk dibahas, dari bahasan yang membuat kami mewek, sampai obrolan yang bikin kami cekikikan sendiri depan gadget :D Dan ini terus terjadi sampai sekarang.

Allah takdirkan kami untuk bersama-sama saling berbagi pengetahuan, pengalaman, kebahagiaan tentang bagaimana menyiapkan diri sebagai Ibu baru. Dari sebelum sampai setelah melahirkan kami bersama, dan semoga kekal abadi. Amiin..

Kami semua mengusahakan untuk bayi lahir normal, tapi apa daya takdir memutuskan ada beberapa Mama yang harus lahir dengan sc. Pun kami semua mengusahakan agar bayi minum ASI minimal ASI eksklusif, dalam perjalanannya, alhamdulillah hampir semua bayi berhasil ASI eksklusif :) Begitu besar partisipasi antara satu dengan yang lain dan ini yang membuat haru. Padahal, pada awalnya, ketika kami memulai obrolan kami semua membahasakan diri kami dengan sebutan mama, janggal memang, hehehehe: misalnya Mom Ayu, Mom Airin, tapi lama kelamaan koq dirasa kayak bikin nggak akrab ya, jadilah berganti deh: ada yang dipanggil mbalil, mbaDe, Teh Ast, Nana, dll :D semuanya boleh panggil nama yang dirasa pas.

Terasa sekali manfaat TUM ABC'14 ini. Di saat di luaran sana banyak energi negatif yang saling berebut untuk masuk ke diri, refresh yang baik adalah bertukar pikiran atau sekedar menyapa saudara-saudara saya di grup ini. Dulu saya termasuk tipe yang judgmental yang terkesan idealis jika saya menjadi ini/itu. Tapi, selama bergabung di grup empati saya, empati kami terbangun untuk tidak saling menjudge satu sama lain? Kenapa? Karena kami ingin saling mengerti untuk belajar bersama-sama bagaimana menjadi Ibu terbaik bagi anak-anak kami. Ketika akan memutuskan melakukan tindakan apa sebelumnya pasti kami akan membahas dulu di grup. Dan Hamdalah, di grup ada 2 praktisi kesehatan. Mereka berdua inilah yang jadi sumber referensi kami, terlebih yang satu, papi-maminya dokter (kami memanggil keduanya dengan oma-opa*sok ikrib*),,aihh lengkap sudah ini :)

Tidak ada yang berusaha menjadi yang paling benar, yang paling tua, yang paling bisa, semuanya saling menghargai. Bersyukurnya saya mempunyai mereka, mereka yang mau berbagi untuk mendengar suka dan duka saya tanpa harus menilai sisi negatifnya. Itu kuncinya kan? Hidup sudah terlalu rumit, jangan rumitkan dengan mengajak dan menebar negative thinking ke sekitar :)

Ohya walaupun kami dipertemukan dan sering bertemu secara virtual, tapi tidak lantas membuat kami tidak saling mengenal secara nyata. Sudah 2 kali kami menyelenggarakan kopdar, dan Agustus ini kali ke tiga dan InsyaAllah akan jadi kopdar akbar kami, karena selama ini kopdar dilakukan per domisili: Kopdar Jakarta, kopdar Bandung :) Dan saya dan satu sahabat pernah tidak sengaja kopdar di RS. Melinda karena anak-anak kami yang panas badannya tak kunjung turun, jadi harus periksa ke dokter.

Manfaat supporting group yang saya ceritakan di atas, rasanya belum lengkap dengan aspek teoritis ya, baiklah, mari kita bahas sedikit ya!
Tahun 1989, seorang profesor psikiater dari Stanford University bernama David Spiegel menerbitkan sebuah makalah bersejarah di Lancet. Ia menyatakan bahwa pasien kanker payudara yang berpartisipasi dalam support group—grup berisi orang-orang yang saling mendukung—dapat hidup dua kali lebih lama dibanding mereka yang tidak berpartisipasi.
Luar biasa, bukan? Hanya dengan berkumpul dengan mereka yang mendukungmu, akan bisa membuat hidupmu berkali lipat bahagia :)

Di era digital yang semuanya [mungkin] bisa dilakukan hanya dengan "one-touch", saya rasa tidak sulit untuk mempunyai satu supporting group. Tidak usah beranggotakan banyak, karena bukan grup komersil :D Dan yang terpenting, niat kebersamaan yang tidak neko-neko yang akan bikin grup itu awet, terus hidup tanpa keterpaksaan, terus menyemangati karena merasa sehati dan sama-sama punya amanah untuk mendidik dan mengurusi buah hati kami...InsyaAllah


Salam,

-Manda-








Back to Top