Rinjaniku hari ini

Hiatus dari bulan februari saya lumayan rindu sih menulis...Apa daya di rumah punya jantung hati yang udah bisa meniru segala hal yang saya lakukan, jadi buka sesuatu yang agak lama sekali (semacam buka laptop atau tab buat nulis) itu hampir gak pernah saya lakukan selama mendarat di rumah setelah pulang kerja.

Jadi, heyyyy Hallo! Assalamu'alaikum.....
Apa kabar semuaaaa?

Ada 2 hal penting yang membuat rintik-rintik air mata berguyur di hati nih akhir-akhir ini, 1. Jani sudah mulai sekolah (selesai trial, dan akan aktif di 1 agustus nanti)
2. Jani sudah latihan disapih



                      #1
Sadar bahwa anak menjelang usianya 2 tahun sudah diajarkan mandiri itu ternyata memang bikin hati remuk redam ya...belajar melihat dia harus melawan sesuatu yang awalnya dia tidak suka, mengenalkannya (lagi) dengan hal-hal dan kebiasaan baru...ini tentunya terjadi karena mereka masih dengan ekspresi andalannya yaitu menangis! Walaupun sudah bisa diajak bercerita, berdiskusi, tetap menangislah yang dilakukan duluan kalau menyikapi sesuatu yang kurang familiar yang harus dihadapi.

Kekhawatiran kami, manda dan yandanya Jani tentang sekolah sebenarnya bukan pada jam-jam belajarnya, tapi jam-jam dimana 'acara bebas' di jadwal daycare. Jadwal sekolah:
Jam 7.15 diantar ke sekolah
Jam 8.00 masuk kelas Playgroup sampai jam 11 langsung serah terima ke kelas daycare
Jam 11.00 Makan siang
Jam 12 shalat berjamaah (gabungan kelas TK, PG DC)
Jam 12.30 acara bebas di daycare
Jam 4.30 pulang

Acara bebas ini ada sesi tidur siang, bermain edukatif (mengasah motorik, sensorik, linguistik, sosialisasi), snacking time, sikat gigi, toilet training, bernyanyi, dan lain-lainnya.
Rasa khawatir takut pengasuh belum kenal dengan Jani, kebiasaannya dan kehebohannya...dan takutnya ada yang gak sabar dan terjadi hal-hal yang sama sekali belum pernah kami lakukan ke Jani, misalnya: mencubit, menampar, membentak sampai anaknya ketakutan. Entahlah, banyak sekali ketakutannya. Sampai-sampai tgl 1 nanti yanda yang akan cuti full untuk mendampingi Jani. Sementara saya akan kebagian keesokan harinya mungkin.

Jani tergolong anak yang perkembangan verbal dan komunikasinya lumayan. Sangat   cerewet dan kalau tidak ditanggapi akan teriak, misal: Jani sedang membaca atau melihat sesuatu, jangan dikira dia akan diam dan serius, selesai dia mengamati, kitalah yang akan ditanya ini-itu. Memang bukan pertanyaan wow dan scientific tapi lumayan bikin capek yang jawab sih, karena akan diulang terus (mungkin di saat kita menjawab dengan berkali-kali itu dia mengingat yang kita informasikan). 
Reflek Jani untuk mencubit, memukul, menendang itu masih aktif saja ternyata, katanya memang akan terus aktif, sembari selalu diingatkan, dicontohkan bahwa sebaiknya begini. atau begitu. Sampai-sampai kami punya nyanyian singkat untuk saling mengingatkan satu sama lain di pagi hari:
No pukul pukul, No cubit cubit, No tendang-tendang, karena itu menyakitkan, bolehnya sayang sayang 
Waktu trial, Jani yang saya lihat malu-malu di 1 jam pertama, kemudian tetap menjadi Jani yang biasanya seperti di rumah: lari heboh kesana kemari, rikues menyanyi bersama, dllnya. Sekali bergaya seperti orang yang hendak menendang, ketika si Kakak A mencoba menukar balon dengan Jani, tapi, si Kakak tidak bilang mau menukar, jadi diambillah itu balon Jani secara paksa, dan direbut kembali oleh Jani dengan sembari gaya mau menendang si Kakak A. Seperti mau marah dengan ulah si kakak A mungkin.
Selebihnya tidak ada hal heboh yang Jani lakukan. 

Harapan kami, Jani bisa rutin pupup di pagi saat masih bersama kami, dan sore saat kami sudah berada di rumah. Kami takut merepotkan karena Jani memang belum bisa sendiri. Mengingat usia kakak-kakak yang se-day care dengan Jani sepertinya di atas 3 th semua. 

Ah, nak, kalau melihatmu harus kembali dengan rutinitas seperti ini dengan drama pagi harimu, membuncah lagi rasa bersalah kenapa saya harus bekerja. Tapi, semoga ini mengajarkan kita untuk semakin mengerti makna bersama, membersamai, kebersamaan ya, nak. Esok, semoga tidak ada lagi episod kita lupa makna tiga kata itu. 
Selagi kita bersama ya itulah waktu-waktu terbaik kita. Kami punya waktu mendengar ceritamu, sejuta ekspresi yang engkau munculkan yang selalu membuat haru itu, kami punya waktu untuk berbagi sedikit cerita hidup denganmu. Bagaimana menjepit bungkus terigu dengan klip kertas agar terigunya tidak tumpah? Mendengar suara ayam yang kelaparan, yang sedang bertelur? 

Selamat belajar Rinjaniku, putri sulungku, jantung hatiku :)
Semoga engkau tak bosan dengan segala hal baru yang di awalnya kurnag menyenangkan ya, nak. Karena akan banyak sekali hal-hal baru yang bermunculan yang akan memperkaya hidupmu. 

Salam peluk,

-Manda-




------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Part #2 menyusul ^___^ Jumpa lagi ya!



5

Review Elfe Baby Bouncer dan Sugar Baby Bouncer


Yeay...Sudah senin lagi ^o^
Semangat menjemput berkahNYA yang bertebaran dimana-mana, tinggal usaha yang bisa meraihnya plus doa-doa untuk menuntun sampai di tempatnya.


Februari ini, Jani akan bersiap masuk bulan ke-18 kehidupannya di Bumi. Sebelum Jani melihat Bumi dan seisinya, hehehe, saya seperti kebanyakan Mama-mama yang lainnya sibuk juga membeli segala sesuatu untuk dipakai oleh Jani. Baby bouncer salah dua yang saya siapkan. Saat memutuskan akan membeli bouncer, saya tidak cukup heboh untuk mencari review dan hunting kesana kemari, ketika selesai check up kehamilan di K3 Borromeus, saya yang selalu menyempatkan diri untuk mampir ke Lomie Imam bondjol yang tersohor itu, pastinya juga akan mampir untuk sekedar lihat-lihat perlengkapan bayi di Lavie. Nah, saat itu, saya bertemu si Elfe baby bouncer ini.

Sekilas bouncer ini sama saja seperti merk lain yang ada di situ, tapi jika lebih seksama dilihat ternyata si Elfe ini punya keunggulan lebih, yaitu: kaki-kaki bouncernya kuat dan bentuknya yang hmmm pageuh (kokoh). Karena memang display si Elfe ini tidak bersebelahan sama dusnya, saya yang sedang-sedang lihat-lihat si Elfe pun dihampiri SPG Lavie yang sepertinya hafal betul gelagat calon pembeli seperti saya. Mas-mas SPG langsung menjelaskan keunggulan si Elfe yang terletak di kakinya ini, ya, si Elfe klaim bisa menopang BB sampai dengan 40kg. Wow...Itu kan BB sayaaa, hahahaha. Karena memang merakit si Elfe ini lumayan susah-susah gampang, akhrinya kami putuskan untuk beli plus minta dirakit sama petugas Lavie, enak kan bisa langsung diboyong sama taksi hehehe. 
Singkat cerita, saya membeli si elfe ini di usia kehamilan yang masuk 30 minggu. Karena memang membeli perintilan bayi ini tidak bisa main-main sama kantong kami, jadilah tiap bulan cuma bisa menyicil satu per satu yang nominalnya gede, biar pesawat tidak oleng heheheh. Harga Elfe bouncer di Lavie 750rb, pembelian bulan Juni 2014. 

Dan hari kelahiran Jani pun tiba, seingatku H+4 hari kelahiran Jani. Bosku datang dan membawa segambreng kado mulai dari bouncer, baby mat, sampai ke hal-hal kecil sampai tisu, ya T I S U. Trust me, guys: You really need this thing! Semangat banget si bos waktu ngejelasin si tisu bakal digunakan untuk apa dan apa. Ya, si bos ini baru punya bayi juga setahun yang lalu, dan bayinya ini kembar. Joshua and Louis. Sweet and very handsome kiddos they are! Dan jadilah Jani punya 2 bouncer, 1 si Elfe dan 1 si Sugar baby...Alhamdulillah...

Oke, kembali ke topik. 2 bouncer ini sangat membantu saya untuk memberikan kenyamanan untuk Jani.
Si Elfe intens dipakai sejak Jani new born. Karena kakinya kokoh, vibrate yang dihasilkannya halus dan lullaby song-nya juara deh, walaupun cuma 3 lagu, tapi ampuh buat Jani nyaman. Si Elfe ini jadi kasur ke dua Jani sejak umur 2 bulan sampai umurnya 6 bulan. Habis digendong, Jani diletakkan di elfe bouncer sampai pagi. Walhasil, kami akhirnya pindah tidur juga, kami tidur pakai kasur lipat sejak itu :D

Jani dengan Elfe bouncer. Jika sudah tidur, si elfe tinggal ditutupi dengan kelambu. Jadi deh another option for tempat bobo bayi :)
Kelebihan Elfe bouncer
  1. Rangka bouncer kokoh, kuat menopang dari new born-toddler dengan kapasitas beban 40 kg
  2. Bouncer covernya mudah dicuci, dan tidak mudah ber-tahi lalat (noda bintik hitam yang muncul ketika permukaan kain lembab)
  3. Dudukannya luas :)
  4. Vibrate yang dihasilkan bouncer: smooth, dengan 2 pilihan vibrasi.
  5. Lullaby's song yang ada di kotak musik bouncer suaranya lembut. 
Kekurangan Elfe Bouncer
  1. Susah untuk dibongkar pasang. Saya simpan bouncer ini tanpa membongkar dudukan kakinya :) karena susah dan takut hilang mur-mur yang sudah kuat dipasang di bouncer.
  2. Pilihan warna tidak banyak. Waktu saya beli, Elfe bouncer cuma punya 2 warna, itupun warna hijaunya sudah sold out, jadi saya ambil yang biru muda-abu deh.
  3. Mainan yang digantung di bouncer cuma 3 dan itu mini-mini bentuknya, hehe pas banget deh untuk dijadiin pilihan tempat bobo

MPASI pertama Jani, duduk di sugar baby bouncer :D

Ini biasanya lagi nunggu Mandanya nyuci piring/masak ^o^

 Kelebihan Sugar baby bouncer:
  1. Mudah dirakit, jadi kalau kerasa sumpek dan bouncernya kebanyakan tak terpakai, bisa langsung dioprek, dan dikemas lagi ke dalam dus
  2. Warnanya gonjreng. Mainannya banyak dan pilihan lagunya juga banyak
  3. Mudah dibawa kemana-mana, misal: di dalam mobil, tinggal besi sandarannya dibuka, bouncer bisa dilipat deh
Kekurangan Sugar baby bouncer:
  1. Untuk daya beban, sepertinya sampai 15 kg saja ya, karena besi dudukannya ini ringkih dan agak melendot kalau anak di posisi baring.
  2. Bahan covernya agak licin, jadi kalau sedang dibouncer dipastikan safety beltnya dipakai ya.


Oke, selesai. Mudah-mudahan bisa jadi referensi buat mama papa yang sedang pilah-pilih bouncer buat baby ya...Kalau Jani kemarin, bouncer kepake sampai dia bisa jalan. Setelah Jalan, lebih senang duduk langsung di lantai atau di kursi jojodog (itu lho, kursi kecil yang biasa dipakai nyuci baju hihihihi).
Bouncer berguna sekali buat masa-masa awal MPASI, sebelum anak kenal booster seat. Karena bisa menyuapi anak yang setengah berbaring. Lumayan untuk latihan menyuapi anak bayi yang masih belum terlalu banyak bergerak tangan dan kakinya ;)



Love,

-Manda-
10

'Pomegranate' si Delima Merah

Hayhay \(^o^)/

Minggu di 2 minggu yang lalu, kami sekeluarga berjalan-jalan ke Jl. ABC (depan pasar baru, bandung). Tujuannya, membeli jam dinding untuk ruangan kantor saya. Ohya, Jl. ABC ini selalu jadi favorit untuk siapa saja yang sedang mencari peralatan elektronik, jam, lampu hias sampai kaca mata. Semua banyak di Jl. ABC ini...Banyak :)
Harga yang ditawarkan di Jl. ABC ini murah meriah, tapi tidak murahan, karena tidak sedikit toko yang menyediakan brand-brand terbaik produksi lokal ataupun produksi luar negeri. Singkat cerita, jam dinding yang dicaripun sudah didapat. Karena tema jalan-jalan kami kala itu adalah dengan berangkot (awalnya mau naik trans metro bandung, karena penuh, jadi urung deh, kami beralih ke angkot), kami harus jalan sedikit untuk keluar dari Jl.ABC untuk menyetop angkot yang akan membawa kami menuju Alun-alun bandung.
Di tengah perjalanan kami keluar dari jl.ABC, kami bertemu abah penjual buah-buahan dengan menggunakan gerobak. Tebak apa yang abah itu jual sehingga saya tertarik untuk melirik gerobak buahnya? Di gerobak abah itu berjejer buah bulat merah, berukuran besar, yang lumayan susah untuk dicari dimana si buah ini mangkal hehehe. Isi buah ini berbentuk biji, sebesar pipil jagung, ya seperti markisa.

Nah, sudah terbayang buah apa?

Yup! Dia adalah buah delima (pomegranate).

Delima yang bernama latin punica granatum (sumber wikipedia). Sependek yang saya tahu, buah ini punya pohon yang menjulang tinggi dengan daun yang tidak terlalu besar dan cenderung bukan tipikal pohon berdaun lebat. Delima yang pernah saya lihat biasanya berwarna merah (dengan kulit buah yang orange kemerah-merahan) dan delima hitam.
Ah, ngomong-ngomong delima, saya punya keinginan untuk punya pohon delima. Udah nanya-nanya Yanda, apa dia bisa mencangkokkan delima, karena, saya berniat berkenalan dan meminta izin orang rumah yang di rumahnya ada pohon delimanya. Dua gebetan saya ini ada di sarijadi (buah delima merah) dan ada di cihanjuang (buah delima hitam).
hihihi sampai saat ini Yanda belum menjawab pertanyaan saya itu, karena yanda bilang: nanti kita cari saja deh. Malu mungkin ya, ada-ada saja mau kenalan terus izin mencangkok tanaman, beda dengan saya yang malu-maluin wkwkwkwk.

Sepintas lalu, buah delima hitam yang pernah saya lihat ini bentuk buahnya kecil, ya, sebesar apel merah usa itu, berbeda dengan delima merah yang saya lihat bentuknya sama dengan yang saya beli, sebesar apel fuji. Tapi pernah juga saya lihat ada tanaman delima merah yang tidak sebesar itu. Mungkin ada beda jenisnya, asupan humusnya jugakah. Yang jelas, saya sekarang addict sekali dengan si Pome ini :D Ehya, satu buah delima ini saya beli dengan harga Rp.25000 saja, tidak boleh ditawar dan tidak dijual per kilo. Lumayan mahal ya, sepertinya mahal karena Pome sedang gencarnya dijadikan buah favorit, iklan tentang minuman sari buah pome saja saat ini berseliweran di tv, kemana aja deh kita? Dulu delima ini tidak banyak yang lirik, sekarang sudah bisa jadi buah mahal, kata Bapak yang jual.

Manfaat delima banyak sekali, diantaranya: Sari buah delima tinggi kandungan ion kalium (potasium), vitamin A, C dan E serta asam folic. Dari bagian biji yang dapat dimakan, kandungan kalium per 100 gram (259 mg/gr), energi 63 kal, 30 mg vitamin C. Komponen ini dianggap sangat penting bagi kesehatan jantung (Time, Desember 2003).

Dan yang paling saya suka dari delima adalah, rasanya yang seru! Manis sekali, sampai-sampai agak batuk dibuatnya. Ini kali pertama memakan delima. Romantis deh, kami makan buah delima ini bertiga, sambil duduk, bercanda, tertawa dan bercerita ^o^
Jani suka sekali, bahkan tidak berhenti dan bahkan Jani lupa untuk membuang biji delima yang sudah ia makan, walhasil, kami beri jarak, karena takut poopnya keras karena kebanyakan makan biji delima. Kalau versi yanda, yanda akan kunyah biji delimanya, sedangkan versi saya, setelah diambil daging buahnya, saya akan buang biji delimanya, makanya makan buah delima agak lama menurut saya hehehe.
Kami juga membuat jus buah delima ini. Cuma sayang, tidak kami saring setelahnya, jadi terasa berpasir, akibat biji yang hancur terkena pisau blender :p


SI Pome memakan Pome
Tips membeli delima:
1. Periksa kulit delima, jika sudah berkerut atau terlihat layu, berarti buah delimanya sudah tidak segar lagi.
2. Periksa buah delima dan warnanya, jika warna kulit sudah orange kemerah-merahan (untuk buah delima merah), tandanya buah delima telah matang dan siap makan.
3. Jika membelah buah delima dan berniat menyimpannya dalam lemari es, pastikan buah delima yang sudah dipotong disimpan di dalam wadah tertutup agar biji buahnya tidak mengering terkena hawa dingin.
4. Saat memakan buah delima secara langsung (tanpa diolah menjadi jus, dll) bersama si kecil, ajari si kecil untuk membuang biji delima yang telah dimakan dagingnya, jika si kecil menelan bijinya, pastikan biji yang ditelan tidak banyak, agar BAB si kecil tidak keras karena biji delima. Tapi, jika si kecil sudah bisa menggigit biji delimanya, akan lebih baik menggigit biji delimanya sampai hancur, baru kemudian ditelan, kandungan gizi biji delima juga tinggi vitamin, jadi tidak membahayakan jika termakan.
Selamat makan Delima :)


Ayo konsumsi buah Lokal \(^0^)/

With love,

-Manda-

3

Tentang Sarapan

Kepingan diialog di dapur pagi ini:
'Hey Manda, lagi bikin apa'
'cheese burger, buat sarapan pagi ini'
'Wow, pasti enak. Gitu donk, bikin yang kayak di resto gitu, manda'

Jam 8.
'Manda, sarapanku sudah habis, duh sampai eneg makannya, tapi ku paksa. Dan sekarang aku rada mules, maaf ya perutku ndeso'.
petikan email yanda untuk saya pagi ini.

Habis baca email ini saya yang tadinya pengen tertawa, urung, karena koq kayaknya saya ngerjain Yanda pagi ini ya >,< Jadi pagi ini, saya bikin sarapan yang tidak seperti biasanya. Cheese burger ala ala. Burgernya gak pakai lettuce dan bawang bombay, dan punya yanda pakai tomat, sedangkan saya tidak. Tapi kenapa yanda jadi eneg kemudian mules, ahhhh..Ada yang salah sepertinya ya, apa mayonnaisenya yang bikin perut yanda malah mules.

Saya setiap pagi selalu mengusahakan membuatkan sarapan untuk disantap setibanya kami di kantor. Jarang bisa sarapan di rumah dengan alasan efisien waktu. Nah, karena sejak kecil saya selalu dibiasakan sarapan, jadi terbawa sampai saat ini. Cuma memang, menu sarapan setelah saya menikah jadi berubah: agak berat hehehe, dulu sarapan pakai kue saja sudah oke, sekarang rasanya gak nendang deh kalau cuma kue saja :p Terlebih untuk yanda yang tidak terbiasa sarapan kecuali nasi. Saya sering bereksperimen untuk membikinkan sarapan yang simpel dan ringan, tapi selalu gagal bikin yanda kuat sampe makan siang hihihi yang akhirnya akan ada laporan deh jam 10 dia jajan hehehe.

Menu sarapan yang suka kurang nampol versi yanda:
1. oatmeal susu+buah potong
2. pancake (toping keju/ chocochips) 5 keping
3. roti tawar dibakar (selai blueberry/susu, meses) 2 tangkup dobel
4. choco crunch susu 
5. cream soup (isi ayam suwir, telor, wortel, jagung)
6. bubur kacang hijau (plus ditambah roti tawar biar nendang hehehe)
7. Pisang bakar keju

Jadi ya akhirnya menu sarapan balik lagi ke menu nasi goreng (kunyit/kencur/bumbu siap saji) dengan campuran variatif (nugget/sosis/teri/udang/cumi/telor/sawi/kol/pakchoy) pokoknya menyesuaikan stok bahan makanan yang ada di rumah saja.

Sempat juga sarapan dengan sayur yang bakal dijadiin makan siang juga (misalnya menu sayur makan siang ada 2, nah 1nya dipakai juga di menu sarapan), tapi ini bisa bikin makan siang jadi tidak selahap biasanya, karena B.O.S.A.N. Jadi sejak saat itu, tidak pernah lagi saya siapkan sarapan pakai menu sayar bekal makan siang.

Karena banyak manfaat sarapan, seperti yang kita tahu: Dapat meningkatkan konsentrasi, mengurangi resiko diabetes+kolesterol, dan bisa bikin hari kita jadi semangat! Jadi, sudah punya semangat untuk selalu menyiapkan sarapan setiap pagi? 
Kalau hari kerja yang selalu bikin sarapan adalah saya, tapi di weekend atau hari libur, yanda suka bantu bikin sarapan enak lho! Gimana? Siap untuk ajak pasangan untuk bersama-sama bikin sarapan?

SEMANGAT SARAPAN YAAAA ^o^


Salam,

-Manda-





2

What to do (expect) in 2016

Salam bahagia untukmu semua, kawan blogger! :)

Tak ada kata yang mau saya tulis sebagai awalan postingan ini, selain ucapan Alhamdulillah wa syukurillah..Terima kasih Allah untuk segala nikmat yang Allah beri selama hidup kami. Sombong sekali saya jika saya berani tulis pencapaian di tahun-tahun sebelumnya tanpa mengikutsertakan pertolonganNYA T^T

2015 saya itu..
Dimulai dari Januari  saya ingat betul, saya dan suami sedang bersemangat sekali untuk mengambil langkah cadas dalam episod kehidupan kami, yaitu: Stop mengontrak dan membeli rumah. Kami berdua bukan tipe yang mau habis-habisan untuk yang namanya rumah, sderhana saja, tapi tidak apa adanya juga, yang penting kami harus ingat, masih ada lagi yang harus diperjuangkan selanjutnya: beli kendaraan yang beratap hehehe, menyekolahkan Jani, haji, umroh, dsb hehehe banyak.. Jadi, setelah hunting di OLX, saya jatuh hati pada 1 rumah di Cihanjuang. Rumah bekas. Rumah ini sudah mencuri hati saya ketika saya lihat dia di OLX, saya diskusi ke suami, dan suami setuju untuk antar saya lihat calon rumah kami ini. 

Kriteria saya membeli rumah itu standar:
1. Dekat dengan lingkungan masyarakat
2. Dekat dengan masjid

Saya selalu berdoa untuk diberi rumah yang ada di kawasan sejuk, seperti cihanjuang, ke cimahi dekat ke Bandung kota dekat hehehe. Alhamdulillah ALLAH kasih!

Sampai di calon rumah kami, saya dan suami melihat-lihat kondisi rumah, jumlah kamar, tanah sisa, dsb. Dirembuklah ke Ayah Saya, karena saya akan pakai uangnya untuk membeli rumah, dan saya akan mencicil ke Ayah setiap bulannya. Ayah setuju dan sampai deal pembayaran. Februari kami resmi menempati rumah kami ini. Alhamdulillah...

Awal-awal kepindahan kami, serasa tidak canggung untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan. Tetangga sebelah kanan sangat ramah dan baik, walaupun tetangga sebelah kiri bisa saya bilang agak pendiam, tapi tak apalah, yang penting kami selalu membuka diri. Warung pak RW pun dekat, warung ini yang selalu membantu ketika air galon, garam, dkk habis di saat-saat penting. Dan Alhamdulillah, Jani juga mendapatkan pengasuh yang tidak begitu jauh dari rumah kami. Ya, Jani diasuh di rumahnya, bukan rumah kami, jadi setiap pagi dan sore kami akan mengantar jemput Jani. Sejauh ini tidak ada masalah. Saya malah khawatir jika memaksa yang mengasuh untuk berdiam di rumah, saya takut dia bosan, dia ada keperluan sehingga Jani akan lebih sering mondar-mandir, ketimbang Jani yang dibawa ke rumahnya.

Di pertengahan mei, Jani sempat kena bakteri yang bikin Jani demam tinggi karena ISK (infeksi saluran kemih). 
Juli 2015 adalah kali pertama Jani melakukan first flightnya heheheh, ya, kami mudik ke Pangkalpinang, Bangka. Dan itu menjadi Idul fithri pertama Jani. Bersilaturahmi, bertualang menyeberangi laut dan mendarat di pulau Ketawai, mandi dan bermain pasir di Pantai Parai Tenggiri, dan tentu saja itu juga jadi momen pertama Jani makan empek-empek :)

Agustus yang wow sekali, karena saya dan mama papa lainnya, Jani dan teman-teman TUM ABC 14nya merayakan ultah bersama sekaligus kopdar akbar. Dan 1 tahun umurnya dengan segala wow yang dimilikinya, Alhamdulillah, kami masih bisa membersamai masa-masa tumbuh kembang Jani. Masih de penghujung Agustus, Saya dan Jani, serta adik saya, terbang ke Banda Aceh karena adik saya akan melanjutkan studinya di FKH Unsyiah.

Dan saya review kembali capaian 2015, rasa-rasanya saya masih belum produktif sekali di luaran di 2015 kemarin, masih sibuk berkutat dengan dunia rumah mungil saya saja. Yang isinya ada saya, yanda dan Jani.
Tahun 2016 ini, saya akan rapihkan lagi diri saya, tidak muluk-muluk, kembali aktif berbagi di blog itu tujuan simpel saya. Mulai rajin belajar untuk lengkapi puzzle mimpi saya melanjutkan studi master dengan beasiswa. Dan saya perlu lakukan langkah cadas lagi untuk mulai belajar mencoba berniaga. Ahh seruu ya rasanya.. Tentu saja dibarengi dengan perbaikan saya sebagai hamba Allah yang punya rapor sendiri nanti, saya sebagai istri dan Ibu untuk anak saya, juga saya sebagai kakak bagi adik-adik saya, dan anak bagi kedua orangtua saya. Dan tak lupa, saya sebagai manusia yang setiap harinya bermuamalah, dan saya yakin, banyak yang masih harus saya perbaiki semuanya itu.

Oke, semangat buat kalian semua, kawan! 
Selamat memebuhi mimpi-mimpimu!


Love,
-Manda-

Back to Top