11

Senyumnya hilang oleh sambal goreng hati

Assalamu'alaikum wrwb


Happy thursday,pals


Pagi ini saya memasak menu sambal goreng hati ayam dan kentang. Tiba-tiba ingin masak ini dan jadilah sambel goreng hati yang lumayan sedap dengan keterbatasan cabe di dalamnya, mengingat baru 1 bulan post.op app, jadi harus sangat amat patuh untuk mengurangi pedas.


Dan beruntungnya, ketika hendak menyantap sayapun teringat suatu kisah di masa kecil. Cerita ini terjadi H-1 lebaran Idul Fitri.


Waktu itu saya masih duduk di kelas 3 SD. Entah apa sebab musababnya, saat menemani mama masak, keinginan untuk mengakhiri puasa sebelum waktunya tiba-tiba membuncah kuat. Sore itu pukul 4 mama tinggal sedikit lagi menyelesaikan masakan lebaran, yaitu memasak sambal goreng hati. Saya yang ikut menemani mama masak jadi tak karuan dibuat wanginya sambal goreng hati buatan mama ini. Jadilah, badan yang tiba-tiba gemetar membuat saya semangat untuk bilang: Ma, kakak laper...Boleh bebuka sekarang dak?...Sembari terus memasak tanpa menoleh sedikitpun mama menjawab: Kelaklah, dikit agik la bebuka la,tahan dulu,masa' 2jam agik dak kuat?....Saya diam,semakin lemas, dan ku beranikan untuk berada lebih dekat di sisi badan mama, merengek dan merengek lagi. Sekali dua kali mama tidak menolehku, terus merengek dan akhirnya, mama ambilkan nasi untukku beserta sambal goreng hati yang belum terlalu kering tanpa berkata apapun. Seingat saya, saat itu dengan lahap dan sambil menangis saya santap makanan itu. Kenapa menangis? Saya tahu mama marah. Saya tahu mama kecewa. Malamnya malam takbiran mama masih diam, esok harinya juga, dan sampai ketika salaman barulah saya menangis minta maaf (saya takut didiamkan), dan mamapun bilang, mama bukan nggak suka kakak makan makanan itu, bukan nggak suka kakak puasanya tidak full satu bulan, tapi mama khawatir puasa-puasa nanti hanya gara-gara nafsu kakak rela berbuka puasa lebih awal.


•••••


Bodoh memang, waktu itu saya tak pernah ambil pusing dengan nasihat mama tentang 'khawatirnya mama akan iman saya'. Yang jelas, sejak itu saya berjanji tidak akan membatalkan puasa hanya karena wangi masakan, karena masakan yang belum sempurna dimasak itu tidak sedap sama sekali.


Saya teringat film ' hafalan shalat Delisa', betapa orang tuanya gigih agar delisa bisa shalat bagaimanapun caranya dilakukan (mengiming-imingi dengan hadiah kalung). Bukan karena khawatirnya mereka nanti delisa tidak lulus ujian shalat, tapi lebih khawatir karena anaknya belum bisa menjalankan kewajiban sebagai hamba dengan sempurna.


Kekhawatiran ini, kekhawatiran akan masa depan iman ini mulai saya rasakan, walaupun belum menikah dan punya anak, saya bisa rasakan sedihnya mama ketika saya tidak menjalankan suatu ibadah, dengan cara mengkhawatirkan adik-adik saya. Saya khawatir ketika adik pertama saya terus mengulur waktu menutup aurat, saya khawatir mereka lupa mengaji, dsb.


Cukupkah saya sebagai kakak mengajak adik-adik saya lebih dekat padaNYA? Sejauh apa usaha saya? Yang jelas tidak pakai cara mengancam, karena ibadah sejatinya kegiatan hati.


Masa-masa menunggu adik pertama untuk menutup aurat, walaupun menutup aurat bukan jaminan bahwa kita telah jadi hamba yang sholeh, tapi itu langkah awal bahwa kita berniat menutup aurat karena bentuk patuh padaNYA. Alasan klasik yang sering adik lontarkan, nanti sajalah kak, aak nggak mau pakai jilbab asal nutup rambut saja.


Yappp, terus bersemangat mendoakan adik yang satu ini agar terpanggil hatinya :). Walaupun meleset dari target, adik yang nomor dua tanpa sering diceritakan indahnya berjilbab, dengan sendirinya dia memakai jilbab.


Hidayah itu rahasiaNYA, ia harus dijemput dan harus dijaga. Buatmu yang telah berjilbab, barakallahu fikhum....Semoga Allah perindah jilbab ini dengan cahayaNYA. Jaga terus hidayah ini ya, tak sedikit karena dunia hidayah ini terpaksa terbeli :) Doakan saya juga ya, sobat ^_^



Salam,



-vi^^-



Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

11 comments

9 February 2012 at 11:25

amiien, aku sependapat kalau berkerudung pun belum mampu membuat kita selalu patuh pada-Nya-tapi aku yakin ini proses. aku suka banget sambel goreng hati sama kentang Put, tapi pedhes2. Kamu habis sakit apa? Beruntung masih inget buat nyayangin diri sendiri ngurangin cabenya. Biasanya kalau udah nafsu suka dilanggar loh, "bilangnya sih sekali2 makan pedhaaas nggak apa2". hehe, khayalanku :D

9 February 2012 at 11:45

Mengaharukan sekali ceritanya Kak Putri,,semoga kita bisa menjaga Iman dan Islam sampai maut menjemputnya...AMIN

9 February 2012 at 13:25

Ya, sekalisekali tergoda itu wajar kok ^^

9 February 2012 at 16:09

siapapun orangnya, yang namanya iman akan naik turun dan sangat beruntung orang yang mampu secara istiqomah memperbaiki setiap harinya. Semoga kita menjalankan kepatuhan atas perintah Illahiah menjadi sebuah kebutuhan bahwa kita makin menyadari kalo kita diciptakan semata hanya untuk beribadah

27 February 2012 at 11:42

Amiiiin
(u,u)

4 March 2012 at 12:21

aahhh.. komenku ga masuk ya ternyata -_-

semoga adek tercinta segera menyusul berhijab ya sayang :)

24 March 2012 at 09:11

smoga meyusul yg lainnya.. hehe..

adik2 tercinta jgn ikutan Girl band yah. hhe..
skrang kan jamannya kacau.
mdhan berjilbab dan berhijab..
iyap iman naik turun...

13 July 2012 at 00:31

baru tahu karena sambal goreng hati dirimu rela berbuka sebelum waktunya...

semoga adik pertamanya itu segera terbuka hatinya untuk hijrah, berhijab dan kita yang telah berhijab tetap istiqomah dijalanNYA, Amin



heeeeeeeyyy, kamuuu... kamu dah janji loooh ma daku utk rajin posting lagi...

mana?? manaaa postingannyaaaaaaaa *muncul tanduk :p

17 July 2012 at 11:15

semoga tetap semangat menjemput hidayah-Nya

31 July 2012 at 14:23

jadi kangen mama mba ..
hidayah memang susah klo ngga dibarengi dengan niat yang kuat ..
tapi tetep semangat ya mba ..

29 October 2012 at 15:45

nice post,,,,,,,,,,

Post a Comment
Back to Top