2

Indonesia...Negeri penuh Calo

Calo = Appraisal, benarkah?

Sayangnya, banyak tenaga appraisal yang penuh keprofesionalannya namun dalam menjalankan aktifitas seperti calo. Jelas terlihat perbedaannya, seorang appraisal tentu saja mereka yang punya kredibilitas, mereka yang punya kompetensi dan juga mereka sangat transparan terhadap hal-hal yang menjadi tanggungjawabnya.

Kali ini, yang akan dibahas adalah calo yang menjadikan dirinya sebagai pemasar namun sekaligus dia yang bertindak sebagai yang punya barang yang sering tidak sadar diri akan tugasnya. Bahasa lain yang pas untuk calo ini adalah tengkulak.

Coba sesekali perhatikan tentang nelayan atau pengusaha kecil yang hasil produksinya sangat potensial dan laku di pasaran, namun pendapatannya masih tetap kecil, rumahnya masih reot, pendidikan keluarganya masih seadanya, dsb. Kita mungkin berpikir, mungkin saja pendapatannya habis untuk modal, habis untuk memasarkan. Padahal, jika kita tilik, mereka tak pernah memasarkan produk sendiri, mereka tidak kenal siapa itu pangsa pasar potensial, mereka tidak tahu kelas pasar. Hampir semua dari mereka mengandalkan para calo yang sangat berbaik hati untuk memasarkan produk mereka dengan bualan-bualan yang aduhai begitu menggoda pikiran. Bagi pengusaha, nelayan dan petani dalam skala kecil, mereka belum memasang Product Oriented di benakknya, namun Revenue Oriented-lah yang mereka pikirkan. Bagaimana ikan, apel dan tas rajut ini laku dan berubah menjadi uang, itu yang ada di pikiran mereka.

Disinilah peran pemerintah, sebagai mediasi antara produsen dengan konsumen dibutuhkan. Pemerintah sebagai pembimbing bagaimana menjadi pemasar terbaik, cara awal melakukan ekspor, mengemas hasil produksi dengan baik, yang tidak akan mungkin para pengusaha kecil tersebut dapat selain dari pemerintah. Tentu saja, pemerintah jangan ikut-ikutan menjadi calo.

Mengapa harus pemerintah?

Bukan menyandarkan semua hal kepada pemerintah, bukan seakan-akan pemerintah yang paling bertanggungjawab, namun, menggunakan dengan bijak fasilitas yang sudah disediakan pemerintah adalah salahsatu ciri warga negara yang baik.

Kita punya Kementerian koperasi & UKM dalam hal penghimpunan sumber modal
Kita punya Kementerian Perdagangan untuk melihat pangsa pasar potensial dan membantu dalam menjajaki pasar baru
Kita punya Kementerian Perindustrian dalam hal pengaturan penyelenggaraan spesifikasi industri
Semua aspek dari sendi-sendi pendukung perekonomian telah tersedia di Indonesia ini. Tinggal, bagaimana bisa memanfaatkan fasilitas tersebut yang harus dipelajari terlebih dahulu, agar tidak salah masuk pintu.

Mengetahui bagaimana harus bertindak jauh lebih menguntungkan bagi para pengusaha kecil ini, disana terdapat pemotongan pos-pos yang seharusnya bisa ditiadakan, yang tentu saja, besarnya money cutting dalam pos itu akan berimbas pada pendapatan.

Kuncinya adalah mau belajar, mau bertanya dan mau berusaha. Bangkit dari kebiasaan tidak mudah, dan mengutuk aktivitas calo-pun tiada guna jika tidak bisa membawa kepada pembaharuan. Berpikir cerdas dan bekerja tepat untuk penghidupan yang lebih baik. Kesemuanya jika dapat bersinergi akan menghasilkan tatanan perekonomian sejahtera dan merata. Semoga ^___^

Untukmu para calo, tulisan ini bukan hadir untuk meprovokasi, hanya ingin mengajak masyarakat untuk cerdas, sudah lewat era dimana pengetahuan menjadi barang langka. Baiknya kalian sebagai calo-pun tahu, apa yang kalian jual, dan untung yang kalian dapat dari proses penipuan bukanlah hasil kalian bukanlah karya dan karsa kalian. Jadilah appraisal jika memang ingin profesional. Jadilah mediator baik yang akan mendapat kebaikan pula di akhirnya.

Sumber ide:
Pendapatan nelayan penghasil kerapu di Kabupaten Bangka
Dengan prosentase ekspor sebesar 85% per bulan tujuan: Singapura, China dan Jepang

2 comments

18 October 2010 at 20:41

Makanya kalau beli tiket jangan di calo ya teh,..

18 October 2010 at 20:50

So far sih blom pernah beli tiket pake calo..jadi inget calo inget Plembang oiiii....Calo=Belacan...Keknya mirip-miriplah, calo tu busuk kek belacan, tapi busuk-busuk gitu banyak yang suka pake calo...calo Tiket Calo PNS dan calo calo lainnya >__<

Post a Comment
Back to Top