Monolog di gerbang sarjana

"Jangan terlalu idealis, toh semuanya bisa disesuaikan..Jika ada lowongan, ambil saja"

jangan pernah mengatakan itu padaku, jika belum kuat berdiplomasi (hehhehe).

Mengapa bisa?

Sangat amat bisa, karena aku (sampai saat ini) masih ingin berbakti dengan ilmuku..minimal adalah korelasinya dengan apa yang sudah ku pelajari bertahun-tahun.

Mengapa begitu ngotot?

Bagiku, bekerja bukanlah menyelesaikan tugas dengan baik, memperoleh penghasilan. Bekerja bagiku adalah bagaimana tugas bisa ber-value added, bagaimana aku bisa berkarya dengan ilmu dan pengetahuan yang menghasilkan nilai lebih, tentu saja ada kompensasi atas itu.

Aku, bukan naif, bukan idealis..hanya...aku tak ingin menjadi " Square in a hole"..aku tak ingin menyandarkan hidupku pada sesuatu yang aku sendiri tak ada hati di dalamnya. Ya...aku si manusia hati itu..itulah aku..

Aku ingin dan sangat ingin berkarya dengan kemampuan yang telah dititipkan padaku ini, bukan untuk sebuah penghargaan..tapi untuk sebuah pengabdian..

Ketika dengan mudah aku memutar arah untuk meninggalkan kelas kesehatan Masyarakat dan pada akhirnya akan menjadi lulusan Teknik Industri, bagiku disana ada makna, ada hadiah yang ALLAH ingin berikan padaku...

Tak tahu itu apa..Tak tahu itu dimana...Tak tahu itu kapan

Aku sudah menjalani dan akan ku jalani dengan semampuku...

-aku ingin jadi berbeda, karena terlalu banyak yang sama dan sampai-sampai tak nampak adanya..-

Allahu Rabbuna...aku milikmu, tetapkanlah ketetapan terbaik itu..Jadikan Nikmat bertemu ALLAH sajalah yang ada di benakku..Hidupku dalam antrian masa finish, izinkan aku berakhir dengan cinta terhadapMU..izinkan aku berakhir dengan terus berlomba menjadi hamba terbaikMU...