12

Jangan nomor duakan keluarga

Saya menabrak seorang yang tidak dikenal ketika ia lewat. "Oh, maafkan saya", adalah reaksi saya. Ia berkata, "Maafkan saya juga ; Saya tidak melihat Anda." Orang tidak dikenal itu, juga saya, berlaku sangat sopan. Akhirnya kami berpisah dan mengucapkan selamat tinggal. Namun cerita lainnya terjadi di rumah, lihat bagaimana kita memperlakukan orang-orang yang kita kasihi, tua dan muda. Pada hari itu juga, saat saya tengah memasak makan malam, anak lelaki saya berdiri diam-diam disamping saya. Ketika saya berbalik , hampir saja saya membuatnya jatuh. "Minggir," kata saya dengan marah. Ia pergi, hati kecilnya hancur. Saya tidak menyadari betapa kasarnya kata-kata saya kepadanya.


Ketika saya berbaring di tempat tidur, dengan halus Tuhan berbicara padaku, "Sewaktu kamu berurusan dengan orang yang tidak kau kenal, etika kesopanan kamu gunakan, tetapi anak-anak yang engkau kasihi, sepertinya engkau perlakukan dengan sewenang-wenang. Coba lihat ke lantai dapur, engkau akan menemukan beberapa kuntum bunga dekat pintu." "Bunga-bunga tersebut telah dipetik sendiri oleh anakmu; merah muda, kuning dan biru. Anakmu berdiri tanpa suara supaya tidak menggagalkan kejutan yang akan ia buat bagimu, dan kamu bahkan tidak melihat matanya yang basah saat itu." Seketika aku merasa malu, dan sekarang air mataku mulai menetes. Saya pelan-pelan pergi ke kamar anakku dan berlutut di dekat tempat tidurnya, "Bangun, nak, bangun," kataku. "Apakah bunga-bunga ini engkau petik untukku?" Ia tersenyum, "Aku menemukannya jatuh dari pohon." "Aku mengambil bunga-bunga ini karena mereka cantik seperti Ibu. Aku tahu Ibu akan menyukainya, terutama yang berwarna biru." Aku berkata, "Anakku, Ibu sangat menyesal karena telah kasar padamu ; Ibu seharusnya tidak membentakmu seperti tadi." Si kecilku berkata, "Oh, Ibu, tidak apa-apa. Aku tetap mencintaimu." Akupun membalas, "Anakku, aku mencintaimu juga, dan aku benar-benar menyukai bunga-bunga ini, apalagi yang biru." Apakah anda menyadari bahwa jika kita mati besok, perusahaan di mana kita bekerja sekarang bisa saja dengan mudahnya mencari pengganti kita dalam hitungan hari? Tetapi keluarga yang kita tinggalkan akan merasakan kehilangan selama sisa hidup mereka. Mari kita renungkan, kita melibatkan diri lebih dalam kepada pekerjaan kita ketimbang keluarga kita sendiri, suatu investasi yang tentunya kurang bijaksana, bukan?


PesanKesan: Mulailah ukur cinta dan kebaikan kita kepada mereka yang terlebih dulu mencintai kita dibandingkan orang lain,mereka adalah keluarga. Jika dengan orang asing kita bisa sangat sopan,kenapa kepada keluarga justru sebaliknya,bukankah keluargalah cinta pertama kita dalam hidup ini?


Dan coba renungkan cerita lucu(kata temenku) namun sarat makna (realita anak yang lebih mementingkan orang lain ketimbang keluarganya)


Bpk Ali, Budi, Cokro dan Dodik reunian di Restoran. Mereka ber 4 ngobrol2.
Bpk Dodik pamit utk ke Wc.

Bpk Ali : "Bagaimana bisnis anakmu Bud?

Bpk Bud : "Skrng anakku sdh jd boss, pabriknya 2. Tapi, saya bapaknya ndak pernah dibelikan apa2. Eh, pas kemarin pacarnya ulang tahun dibelikan BMW 320i baru!"

Bpk Cokro : "Lha anakku sekarang sudah jadi direktur perumahan. Rumah bapaknya sudah doyong dibiarkan aja, tp waktu kemarin pacarnya ulang tahun dibelikan rumah mewah di Kota Wisata"

Bapak Ali : "Anakku jg cowok! Jadi pialang saham. Lha, saya ini nggak pernah dikasih duit sama sekali, tp wkt pacarnye ulang tahun, dikasih deposito 500 juta"

Bpk Dodik balik dari Wc, "Nyritain apa sih ?"

Bpk Budi : "Ini lho, pada nyritain anaknya, gimana anakmu Dod?"

Bpk Dodik mulai cerita: "Anakku cuma 1, tp payah. Aku ingin dia jadi ABRI, eh malah jd bencong. Tapi meskipun bencong dia tetep anakku. Apalagi dasarnya anakku baik, pergaulannya luas dan sayang bapaknya. Setiap dpt rejeki, saya pasti diberi. Kemarin pas dia ulang tahun, ada temannya yang ngado BMW 320i baru, rumah mewah di Kota Wisata, dan deposito 500 juta! Katanya semua itu buat bapak saja, dia ttp seneng buka salon saja..."

Bpk Ali, Budi, Cokro : pada PINGSAN!
Нɑɑ◦°˚°◦‎=))нɑɑ◦°˚°◦‎=))нɑɑ◦°˚°◦. Ɯǩά=))º°˚ Ɯǩά=))º°˚
Ɯǩά=))º°˚ Ɯǩά=))º°˚
Ɯǩά=))º°˚ Ɯǩά=))º°


Harta yang paling berharga itu keluarga,maka,cintailah keluarga terlebih dahulu sebelum mencintai mereka yang berada di luar lingkaran keluarga.


Semoga bermanfaat^^


PS: 2 cerita ini bukanlah karyaku, cerita pertama itu didapat dari Lapvy(file tanpa judul author) dan cerita yang kedua itu cerita yang ku dapat dari bbm


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

12 comments

10 August 2011 at 17:59

Cerita pertamanya keren Mbak, terus yg keduanya shooooking!! hihihi

10 August 2011 at 21:28

renungan tenntang mencintai keluraga itu sep banget tapi cerita yang kedua,,,ngacir abisss hehehe

11 August 2011 at 16:50

setuju. jgn di keluarga bersikap kasar tapi di depan orang lain bersikap lembut.

12 August 2011 at 08:01

iyah, keluarga adalah yg paling berharga :D
cerita yg jadi bencong alias buka salon :)) ngakakkkkkkkk..

13 August 2011 at 15:55

Harta yang paling berharga itu keluarga,maka,cintailah keluarga terlebih dahulu sebelum mencintai mereka yang berada di luar lingkaran keluarga...

Aku suka kalimat yang ini,,.

14 August 2011 at 17:42

haha, nice :)) memang betul harta yg paling berharga itu adalah keluarga. tepat seperti kata om wendo di keluarga cemara :)

20 August 2011 at 09:45

hmm iya mba, kita emang sering kayak gitu
sama orang lain berbuat baik tapi kebalikan sama keluarga kita sendiri

20 August 2011 at 20:27

Cerita yang penuh arti,,..
banyak hikmah yang terkandung di dalamnya,.

24 August 2011 at 14:10

Salam Knal dr Resep Masakan C-O
Ditunggu kunjungan baliknya yah!
terima kasih :)

6 September 2011 at 12:53

like this..
ayo selalu pentingkan keluarga dan utamakan sesama

6 September 2011 at 13:19

like this.., pentingkan keluarga., utamakan sesama

13 September 2011 at 19:37

Teteeeeeeh

Post a Comment
Back to Top