Assalamu'alaikum wrwb,
Hola hola eperibadih :)
Selamat 2 muharram, tahun baru hijriyah...Semoga apa-apa yang mengandung kebaikan yang kita lakukan semakin meningkat, dan apa-apa yang mengandung keburukan yang kita lakukan semakin menurun, Amiin.
Aku mau bahas 'mengeluh' nih, sebenarnya ini juga bagian dari mengeluh, tapi semoga bisa saling share ya, mengeluh seperti apa sih yang masih masuk dalam batas kewajaran. Kalo menurut pendapat saya sih, mengeluh yang masih wajar adalah mengeluh yang tidak mengumbar aib diri, tidak terlalu sering, dan mengerti siapa saja yang boleh dengar keluhannya :D
Yuk, kemon kita coba bahas satu-satu menurut kepala saya.
Saya agak risih sebenarnya, risihnya bukan cuma sesekali, tapi tiap hari kerja. Ada-ada saja yang masuk ke telinga karena banyaknya orang yang mengeluh sembarangan. Karena saya ini tipikal orang yang kepikiran, jadi aja sering ngasih efek buruk ke saya. Astaghfirullah jadi merinding mau bahasnya juga nih :(
1. Mengeluh dengan mengumbar aib diri
Kadang, ketika menceritakan diri kita pribadi, ada hal-hal yang kita lupa menahan, sehingga tanpa sadar kelurlah aib diri (termasuk aib suami/anak/keluarga), padahal perkataan itu adalah doa. Bayangkan kalau kita sering mengeluh dan berucap buruk tentang diri kita/orang lain, kalau itu jadi doa gimana?
Misal:
~Duh! Aku gak tidur nih tadi malem, ngantuk banget sekarang, anakku nakal sih, lagi seneng-senengnya main | Lha, mungkin maksudnya anaknya lagi aktif-aktifnya main,jadi dia diajak main sehingga tidur larut malam sekali.
Semua orang mungkin sudah tahu, masa tidur anak bayi memang berbeda dengan manusia dewasa yang sudah tahu siang atau malam, jadi ya seringnya begitu, tapi bukankah mengeluh dengan heboh dengan kalimat tadi adalah menandakan kita belum siap jadi orang tua, yang belum mau nerima resiko jadi ortu baru yang punya anak bayi?.
2. Mengeluh terlalu sering
Nah, kalau yang ini, mengeluh kan sesekali ya, kalau terlalu sering namanya ngedumel bukan sih? Apa-apa dikeluhkan, baik dikeluhkan buruk apalagi. Bagi orang yang mengeluh mungkin dia tidak merasa, setelah kata-kata yang keluar dari mulutnya dia jadi lega, tapi apa pernah memikirkan orang yang di sekitarnya? Merasa terganggu dengan keluhan-keluhannya.
Hidup ini kan seperti sebuah bayangan, selalu ada sisi hitam dan putih, selalu.
3. Siapa saja yang boleh mendengar keluhan?
Kalau saya akan jelas-jelas mengucapkan dengan lantang, yang boleh mendengarkan adalah suami saya saja. Mengapa? Karena salah-salah kita memilih tempat yang dikeluhkan malah itu akan menjadi boomerang.
Misal: Mengeluh tentang kerjaan, dan diungkapkan dengan plus-plus, plus ngatain atasan, ketika ada orang yang menyampaikan ke atasan hal tersebut akan rusaklah relasimu dengan atasan. Kecuali, jika mau mengeluhkan beban kerja, boleh diobrolkan dengan atasan, tapi lagi-lagi, ini bukan mengeluh, Karena sejatinya, job descirption untuk sebuah posisi sudah runut diuraikan. Dan satu lagi, ada yang mengeluh tentang tempat kerjanya/berdiamnya, tapi masih betah saja untuk tetap tinggal tanpa melakukan perubahan atau tindakan, rasanya percuma. Jadi, memang mengeluh tanpa aksi perbaikan memang penuh kesia-siaan bukan? Banyak mengeluh merupakan indikasi tidak bersyukur (Qs.An-Nahl: 18).
Note to my self: Orang yang suka mengeluh sangat tidak baik untuk diberi amanah menjaga rahasia. Ada waktu-waktu tertentu yang akhirnya amanah itu akan diabaikannya juga.
Semoga ada ibrohnya :)
Salam,
-vi^^-
11 comments
duh aku juga pusing nih kuang tidur tapi krn salah sendiri hihihi
bener banget jangan ngeluh ya
Aku juga termasuk yang sering ngeluh, tapi ke diary pribadi. Ke suami juga tapi gk keseringan. Kesian, hihihi..
TFS ya Mak, terutama yang soal mengeluh soal kerjaan tapi gk ngapa2in buat memperbaiki. Itu aku sempet kayak gitu, bedanya aku ud tau sebetulnya jalan keluarnya apa, tapi ya masih di zona nyaman sih, hehehe..
sering banget diingetin sma suami,nggak boleh ngeluh hehehe.itu tandanya g bersyukur,katanya... :(
saya lupa rasanya ngeluh , ,
aku juga nih, anakku baik banget :p maunya main sampe jam 12 malem. Eh ayo kpn kaina punya temen nih
banyak itu status mengelu seperti itu di fesbuk :D
sulit mba tantangannya untuk tidka mengeluh, tapi benar memang seharusnya kita tidka megeluh..
mengeluh memang seperti bisa melepaskan beban dengan bercerita kepada siapa saja, namun keluhan bisa jadi tambah membebani kalo tak ada ikhtiat untuk memperbaiki diri...jadi sebaiknya mengeluhlah hanya kepada ALLAH SWT saja....salam :-)
lebih ikhlas dan mari lebih tidak mengeluh :p *ngomong ke diri sendiri*
pengen liburan ke Bandung, kirimin tiket dunk *ngeluh niih ceritanya ma yang di Bandung ;)