Hay hay Hallo...
Assalamu'alaikum semua..
Apa kabar?
Throwback years years ago...
Saya pernah lho di-bully ketika mudik ke kampung halaman Ayah saya, OKI, tepatnya Kayu Agung, yang bahasanya sama sekali tidak saya fahami sampai sekarang. Paling banter saya bisa berkomunikasi pakai bahasa Plembang (Palembang). Seperti apa bully yang saya alami? Sederhana sih, tapi berbekas hehehe, misalnya: Menyebut diri sendiri 'Saya orang gila, saya busuk, belum mandi', kata-kata jorok juga termasuk disitu :(
Mengapa ini terjadi? Sangat amat bisa, karena di rumah Ayah saya tidak pernah mengenalkan bahasanya kepada kami, Alm.Mama pun bisa karena sering mendengar. Mama yang asli bangka besar di daerah Mentok, yang bahasanya melayu dan Ayah saya asli dari Kayu Agung, OKI. Saya kecil lebih banyak menggunakan bahasa Bangka, karena itulah Bahasa Mama saya dan bahasa tempat kami tinggal. Pun dialeknya yang bangka standar saja.
Sekarang, saya dan Yanda sedang di masa-masa emas pertumbuhan putri kecil kami, Rinjani. Jani di umurnya 13 bulan ini, yang paling menonjol adalah kemampuan bahasanya, termasuk komunikasi menerima dan merespon apa yang kita ucapkan.
Dulu, sebelum Rinjani lahir, kami sepakat akan mengenalkan berbagai macam bahasa, ada 5 sepertinya X) Kenapa bisa 5?
Ya, karena saya berasal dari Bangka, otomatis bahasa Bangka akan saya masukkan dalam daftar (1), bahasa Jawa yang akan diajarkan Yanda (2), bahasa Sunda yang kami bisa, tentu saja yang standar, minimal bukan yang kasar (3), bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional (4) dan terakhir bahasa Asing, bahasa Inggris (5).
Dan saya baru sadar, eh tapi apa enggak bahaya, enggak takut Jani kebingungan? Enggak takut malah fatal semuanya gak difahami?
Akhirnya muncul juga rasa was-was dan hamdalah, saya ketemu artikel dari the urbanmama yang ini nih: bahasa ibu sebagai kunci pengembangan mental.
Okeh sip, Sekarang kita evaluasi perkembangan bahasa Jani sejauh ini:
- mengerti instruksi, apalagi kalau yang ngomong itu Yanda :D dan ini sering membuat saya iri, apakah suara saya begitu cempreng sehingga Jani ogah-ogahan? :p
Dengan bahasa campur-campur:
adek, lenggah.. (bahasa Jawa, arti lenggah itu duduk) Jani, sit down, please! nah kalau bahasa Inggris, kami pasti akan menerjemahkannya juga: adek, duduk yuk.
adek, ini Sovia (sambil menunjuk Sovia di majalah), bando (sebagai ganti Tiara hihihi) Sovia dimana ya? dan Jani akan merespon: nnnyiii sambil memegang kepala bagian atasnya.
adek, yo makan yo (bahasa Bangka) dan Jani akan respon dengan mam..mam..
adek, kenapa nangis, sini atuh peluk manda dulu (bahasa Sunda sedikit)
adek kiss bye, dadaagh, salim
- bisa berceloteh dengan bahasanya jika sedang membuka buku cerita (mau saya tulis tapi bingung nulisnya :p), seru deh kalau lagi moodnya dia cerita bisa sampe 1 menit gak berhenti.
- memegang handphone dan bilang: mbak, kek..(karena seringnya melihat kami menelpon sambil mengajaknya ikut nimbrung di telepon)
-sujud kemudian tangannya memeperagakan berdoa dan bilang Awoh, ini maksudnya Jani sedang shalat atau yanda atau manda yang sedang shalat
-bilang mimik kalau mau minum (dulu mik, sekarang mi..mik), agih (kalau lagi buru-buru minta disuapin), bagi (iini bahasa bangka untuk meminta sesuatu).
-dek, mandi yuk, setelah bilang begini, respon Jani akan mengusap-usap tangannya (seperti gaya orang sedang mandi), dan usap-usap mukanya.
-kalau kami bilang satu, dua..ti...Jani akan merespon dengan 'gaaaa', kalau one, two,...Jani akan merespon dengan 'ti..sebagai ganti three'
Ahh, senangnya bukan main kami bisa bertemu, merasakan dan menikmati momen ini :) Walaupun kami bekerja, setiap kami bekerja Jani dititipkan di teteh yang mengasuh, momen-momen seperti ini tidak 'hilang' dalam kehidupan kami.
Semoga sesibuk apapun aktifitas kita di luaran, ketika kembali ke rumah kita bisa kembali menikmati tugas sebagai orang tua, ya..
Amiin
Salam,
-Manda-
2 comments
DUlu aku gak bisa bahasa Indonesia loh karen adi rumah pakai bahasa sunda, pas mau masuk TK di Bekasi baru bisa bahasa indonesia
Jani udah bubling ya Dek?
Pengen buka link yang dari urban mama tapi inet gak memungkinkan..
Kesimpulannya gimana? Jani tetep langsung diajarin 5 bahasa ya? Anak temen kantorku bingung bahasa, sudah 2 tahun 5 bulan belum bisa ngomong 1 kata pun, awalnya bisa bilang mama n bapak, abis itu ilang blas.. walaupun anaknya cerewet dan suka nyanyi pake suara hidung (bingung jelasinnya, yang jelas bukan kata yang keluar dari mulutnya)terapisnya udah minta orang tuanya buat netapin 1 bahasa dulu biar dia gak bingung bahasa katanya.