0

Value Engineering-Make everything brighter

Dear all beloved,

kali ini, bahasan yang akan ditulis adalah mengenai Value Engineering (kebawa-bawa temen yang tema TAnya tentang value engineering, jadi aja ngebahas salah satu mata kuliah bukan inti a.k.a mata kuliah pilihan yang ada di jurusan Teknik Industri). Inget banget pas ngambil matkul ini aku agak keblinger, gimana nggak, kita diminta elaborasi otak untuk meningkatkan fungsi produk yang telah ada atau menciptakan produk multifungsi, secara aku ini orangnya nggak kreatif-kreatif amat dan agak susah ngayal jadi aja kudu kerjakeras untuk lulus di matkul ini, dan yay i got "B" di matkul ini (sedih, dan ku putuskan untuk tidak dimasukkan di daftar nilai ijazah, karena B-nya itu).

Well, mari kita mulai berkenalan dengan "Value Engineering" ini..
Menurut pendapat
Baris Sitorus, dalam tulisannya tentang evaluasi menggunakan Value Engineering , memberikan pengertian bahwa Value Engineering adalah suatu proses pendekatan kreatif berdasarkan pertimbangan inovasi teknologi dengan tujuan mengenali unsur unsur biaya utama dan biaya penunjang (secondary) berdasarkan kepada suatu kebutuhan tertentu. Apabila tidak mempunyai sifat sifat menguntungkan untuk keperluan tersebut (pelanggan), biaya tersebut dikeluarkan tanpa mengurangi mutu dan tetap menjaga lindungan lingkungan serta mengutamakan keselamatan. Sedangkan menurut James O’Brien dalam buku Value Analysis is Design and Cnstruction menyatakan bahwa Value Engineering atau rekayasa nilai merupakan salah satu teknik yang terkenal dan memiliki potensi keberhasilan yang cukup besar dalam mengendalikan biaya.

Rencana Kerja dalam melakukan "VE" adalah 



1. Tahap Informasi/Tahap Evaluasi

Mengumpulkan informasi sebanyak mungkin yang meliputi informasi tentang sistem, struktur, fungsi, dan biaya dari objek yang dipelajari. Tahap ini juga menjawab permasalahan tentang siapa yang melakukan, apa yang dapat dilakukan, dan apa yang seharusnya tidak dilakukan.
a. Analisis fungsi
Analisis fungsi merupakan basis utama di dalam value engineering karena analisis inilah yang membedakan VE dari teknik-teknik penghematan biaya lainnya. Analisis ini membantu tim VE di dalam menentukan biaya terendah yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi-fungsi utama dan fungsi-fungsi pendukung dan mengidentifikasi biaya-biaya yang dapat dikurangi atau dihilangkan tanpa mempengaruhi kinerja atau kendala produk. Fungsi diidentifikasi dengan menggunakan deskripsi yang terdiri dari dua kata, yaitu kata kerja dan kata benda. Kata kerja yang digunakan adalah kata kerja aktif dan kata benda yang digunakan merupakan kata benda yang terukur. Fungsi dasar suatu produk/bangunan merupakan pekerjaan utama yang harus dilaksanakannya. Fungsi-fungsi sekunder sering merupakan fungsi-fungsi yang mungkin diinginkan keberadaannya tetapi sebenarnya tidak diperlukan untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan tertentu. Fungsi-fungsi sekunder yang harus ada merupakan fungsi-fungsi yang secara absolut diperlukan untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan tertentu, walaupun sebenarnya tidak melaksanakan fungsi dasar. Fungsi produk/bangunan secara menyeluruh ditentukan terlebih dahulu sebelum menentukan fungsi elemen-elemennya. Bagian yang paling sulit pada analisis fungsi adalah memperkirakan nilai kegunaan (worth) setiap subsistem atau komponen untuk membandingkannya dengan biaya yang diperkirakan. Nilai kegunaan (worth) memberikan indikasi nilai (value) artinya biaya terendah yang diperlukan untuk terlaksananya suatu fungsi tertentu. Untuk itu tidak diperlukan ketelitian yang sangat besar. Nilai kegunaan (worth) hanya digunakan sebagai suatu mekanisme untuk mengidentifikasi wilayah-wilayah dengan potensi penghematan dan perbaikan nilai (value) yang tinggi. Subsistem yang melaksanakan fungsi sekunder tidak memiliki worth karena tidak berhubungan langsung dengan fungsi dasar.
Sebagai bagian dari analisis fungsi, tim VE membandingkan rasio cost-to-worth berbagai alternatif untuk keseluruhan fasilitas dan subsistemnya. Rasio cost-to worth ini diperoleh dengan membagi biaya yang diperkirakan untuk sistem atau subsistem dengan total worth untuk fungsi dasar sistem atau subsistem. Rasio cost-to-worth yang lebih besar daripada dua biasanya mengindikasikan wilayah dimana terdapat potensi penghematan biaya dan perbaikan nilai (value).
b. Diagram FAST
FAST merupakan singkatan untuk Function Analysis System Technique. FAST merupakan alat bantu yang menggambarkan secara grafik hubungan logik fungsi suatu elemen, subsistem, atau fasilitas. Diagram FAST merupakan suatu diagram blok yang didasarkan atas jawaban-jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan”Mengapa? dan Bagaimana?” untuk item yang sedang ditinjau. Diagram FAST paling sesuai digunakan pada sistem-sistem yang kompleks untuk menggambarkan secara jelas fungsi dasar dan fungsi sekunder suatu sistem tertentu. (pada penelitian ini tidak diikutsertakan)

2. Tahap Kreatif
Mengembangkan alternatif yang mungkin untuk memenuhi fungsi primer dan skunder. Tahap ini juga menjawab pertanyaan tentang cara apa saja yang dilakukan untuk menemukan kebutuhan, hal apa yang ditampilkan oleh fungsi yang diinginkan.

3. Tahap Pengembangan
Melakukan penyempurnaan dan penyesuaian terhadap alternatif terpilih. Tahap ini juga menjawab pertanyaan tentang hal apa lagi yang dilakukan pada pekerjaan.

4. Tahap Rekomendasi
Menjelaskan hasil kerja tim rekayasa nilai kepada pihak manajemen. Tahap ini juga menjawab pertanyaan tentang alternatif mana yang terbaik, apa pengaruh dari pengembangan ide atas alternatif, bagaimana biayanya, dan bagaimana performansinya.


5. Tahap Implementasi


________________F.I.N.I.S.H________________


Walau hanya mendapat "B" pada matkul ini, aku sangat merekomendasi "Value Engineering" untuk diambil sebagai matkul pilihan....Mengapa begitu penting dipelajari? Karena, dalam hidup, manusia harus membuat suatu peningkatan bukan kemunduran, tepat jika diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, berguna untuk menambah nilai kebaikan yang ada pada diri ^___^. Sebelum aku paste-kan kasus-kasus dalam "VE", mari tengok sejenak produk yang ada di bawah ini, mereka hasil dari "VE" loh...Cekidot !

“Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Salam melarang bernafas pada bejana minuman atau meniupnya”. (HR. At Turmudzi dan dishahihkan oleh Al-Albani). Kenapa begitu? Karena kita akan mengeluarkan CO2 yaitu carbon dioxide, yang apabila bercampur dengan air H20, akan menjadi H2CO3, yaitu sama dengan cuka, menyebabkan minuman itu menjadi acidic. Begitupula dengan makanan, siapa yang bisa menjamin tidak ada reaksi antara CO2 yang kita keluarkan dari dalam tubuh tidak bereaksi dengan makanan....Hmm....Begitulah manfaat sumpit kipas kurang lebih.


Wah,,,,sarapan bisa cepet nih kalo pake butter sticky....

Unik, kreatif dan Kaya Manfaat, yapppp....sesuai dengan misi "VE" sendiri yang mengedepankan "Nilai Guna" dan "Nilai Biaya"....

Ok, silahkan dipelajari contoh penerapan "VE" pada kasus yang akan ku PASTE-kan berikut, Selamat berkreasi :

Value Engineering
Balpoint 4 warna merk BIC

Membuat produk baru bukan berarti harus menciptakan design produk baru akan tetapi dengan memodifiksi design dari produk yang sudah ada. Memodifikasi produk adalah untuk memperbaiki sebuah produk yaitu dengan memperbaiki performance apakah nilainya tinggi atau rendah.
Teknologi yang ada sekarang berkembang semakin cepat. Hal ini membuat segala sesuatunya menjadi beraneka ragam dan semakin mudah. Sehingga akhirnya muncullah produk-produk yang mempunyai fungsi lebih dari satu atau multifungsi. Salah satu produk tersebut adalah Balpoint yang terdiri dari bebagai warnayang dimana balpoint ini juga dapat dikembangkan menjadi balpoint aneka warna dan pensilmekanik. Dengan adanya produk tersebut maka akan memudahkan kita untuk membawa satu jenis produk saja tapi dia multifungsi.
Value sebuah produk bagi konsumen adalah seberapa berharga suatu produk bagi konsumen. Cost productian adalah biaya yang dikeluarkan oleh produsen untuk mendesain,memproduksi lalu mendistribusikan produknya hingga siap dipasarkan atau dijual.Harga jual adalah harga yang diletakkan antara price floor dan ceiling floor.
Value engineering adalah metode improving details yang memfokuskan pada value fungsional dan bertujuan untuk meningkatkan selisih antara cost dan value suatu produk
Value analysis adalah versi yang lebih sederhana dari metode value engineering.Metode ini biasanya diterapkan untuk perbaikan produk yang telah ada (exsisting produk)

1. Metode value engineering
Tahapannya:
1. List komponen yang terpisah dari produk, identifikasikan fungsi-fungsi tiap komponen.
2. Tentukan nilai dari fungsi yang sudah di identifikasikan. Harga harus berdasarkan pada apa yang dirasa konsumen.
3. Tentukan cost dari komponen ,yaitu cost setelah benar-benar selesai dirakit.
4. Mencari cara untuk mengurangi cost tanpa harus mengurangi value, dan menambah value tanpa menambah cost.
5. Evaluasi alternatif dan pilih perbaikan.
Karena bervariasi dan detailnya informasi yang dibutuhkan dalam value analysis dan value engineering, maka metode ini biasanya dilakukan sebagai usaha tim , melibatkan anggota dari departemen departemen yang berbeda dari suatu perusahaan, seperti departemen desain, costing, marketing, produksi,dll.
Hal hal yang dapat dilakukan untuk mendapatkan cost reduction pada “Balpoint 4 warna merk BIC”
- Eliminate
Mengurangi fungsi atau komponen yang membentuk produk
Misalnya, dengan mengurangi jumlah warna yang terdapat pada satu Balpoint menjadi 3 warna saja (hitam,biru,hijau dan merah menjadi hitam biru dan merah saja atau hitam biru dan hijau) dan menambahkan saru bagian untuk pensil.
- Reduce
Mengurangi jumlah komponen atau menggabung beberapa komponen/proses menjadi satu.
Misalnya, dengan mengurangi jumlah warna dari 4 warna menjadi 3 warna,maka akan dapat mengurangi tempat (ruang yang dibutuhkan) dan penambahan bagian untuk pensil, tidak akan memberikan ruang tambahan yang melebihi kapasitas ruang untuk a warna tambahan, maka ukuran produk dapat diperkecil dan casing dapat diperkecil pula
- Simplify
Membuat alternatif proses yang lebih sederhana.
Membuat tombol untuk mengatur warna pada balpoint menjadi 1 tombol saja, hanya pada saat pengoperasian warna yang dikehendaki tinggalpengaturan pada tekanan atau arah tekan tombol, sehingga balpoint hanya memiliki 2 tombol saja.
- Modify
Tersediakah material yang lebih murah
Misalnya dengan mengganti bahan casing balpoint atupun per yang ada didalam balpoint dengan yang lebih murah.
- Standardize
Menstandarkan dimensi komponen atau part balpoint
Misalnya, dengan menggunakan ukuran refil baik untuk balpoint dan pensil dengan ukuran standart yang sudah beredar/diperdagangkan agar tidak mempersulit konsumen pada saat melakukan refil/isi ulang.

Tabel Value Engineering
Komponen Fungsi nilai Cost original Cost redesign
Casing atas (tutup) Sebagai penutup balpoint medium 600 400
Casing bawah Kemasan pembungkus Medium 800 600
balpoint Tempat tinta high 6000
(4x1500) 4500
(3x1500)
per Sebagai penahan low 200 200
tombol Sebagai pengatur low 600
(4 x 150) 300
(2x150)
Tempat pensil Sebagai tempat isi pensilmekanik high 0 1000
Bantalan karet tempat memegang balpoint Sebagai alat untuk membuat balpoint nyaman dipakai medium 600 500
Kaitan balpoint Untuk dapat mengaitkan balpoint dengan kertas low 200 150
Komponen dalambalpoint lainnya Sebagai pengatur mekanisme dalam balpoint medium 1000 850
Total 10000 8500. Dengan melakukan redesign produk Balpoint 4 warna merk BIC seperti tergambar diatas, maka biaya produk bisa diminimize sebanyak Rp. 1500,00
2. Value Of Product
- Utility
• Kapasitas jumlah warna yang dapat digunakan untukbalpoint ini adalah 3 warna dan 1 buah pensil mekanik ukuran 0.5mm
- Reliability
• Dengan adanya system 3 warna ballpoint dengan 1 pensil mekanik , maka kita tidakperlu lagi membeli 3 macam ballpoint warna dengan 1 penil mekanik,cukup 1 pensil mekanik dan ballpoint saja.
• Harga satu produk pensil mekanik dan ballpoint relative murah yaitu seharga Rp. 8500,00
- Safety
• Desain bentuknya aman bagi manusia.
• Menggunakan bahan – bahan yang ramah lingkungan dan tidak berbahaya bagi manusia dan anak – anak.
- Lifetime
• Umur produk ini tergantung dari frekuensi pemakaiannya, namun rata-rata dapat mencapai usia pakai 2 tahun.
- Pollution
Tidak ada polusi yang ditimbulkan dari produk ini.


OPTIMALISASI SUSUNAN STOWAGE PLAN PADA KMP SRIKANDI NUSANTARA
Indonesia sebagai Negara Archipelago, transportasi moda laut mempunyai peranan sebagai penyedia dan penjual jasa transportasi sekaligus sebagai alat pemersatu bangsa. Sebagai penjual jasa, perusahaan perkapalan dituntut untuk memperoleh keuntungan sebesar – besarnya dengan mempertimbangkan keselamatan penumpang. Agar semua tujuan bisa tercapai perlu dicari optimalisasi Stowage Plan, sehingga muatan yang masuk ke kapal dapat semaksimal mungkin, dengan memperhitungkan daya tampung parkir dalam kapal, juga mempertimbangkan kestabilitasan kapal antara depan, belakang, kanan, dan kiri seimbang. KMP Srikandi Nusantara dalam melayani muatan yang berupa bus, truk sedang, kendaraan kecil, sepeda motor dan penumpang, dilakukan dengan bantuan metode program dinamik. Dalam Tugas Akhir ini penyelesaian Stowage Plan dibagi menjadi 5 tahap, yaitu : tahap pertama, berupa memasukkan jumlah BUS yang akan diangkut. Tahap kedua, memasukkan jumlah TS (Truk Sedang). Kemudian, tahap ketiga memasukkan KK (Kendaraan Kecil). Tahap keempat, memasukkan sepeda motor. Yang terakhir memasukkan jumlah penumpang tanpa kendaraan.

PERBAIKAN ALAT BANTU PROSES PRODUKSI PADA PENGRAJIN SETIR DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN MENERAPKAN METODE VALUE ENGINEERING
Pengrajin setir yang berada di Kabupaten Pasuruan melayani pesanan pembuatan setir dari bahan MDF (Partikel) baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri untuk itu perlu meningkatkan dan mengembangkan teknologi, model dan variasi dengan harga yang relatif lebih terjangkau. Teknologi proses produksi yang dilakukan sekarang tidak effesien dan kurangnya tingkat ketelitian terhadap hasil yang diperoleh pada bagian-bagian tertentu dari prosesnya, dengan adanya perbaikan pada alat bantu proses produksi diharapkan kemampuan dari alat bantu proses produksi dapat ditingkatkan. Value Engineering adalah metode yang dapat membantu memecahkan masalah tersebut, dengan menerapkan lima langkah value engineering yaitu mulai dari tahap informasi, tahap kreatif, tahap analisa, tahap pengembangan dan tahap presentasi, kelima tahapan itu dapat mengakomodasi keinginan dari para pengrajin. Kriteria yang dijadikan dasar untuk memperbaiki alat bantu proses produksi pada pengrajin setir di Kabupaten Pasuruan adalah Kemudahan melakukan operasional kerja, sehingga pada tahap kreatif dimunculkan alternatif perbaikan sebanyak 7 alternatif baru. Dari hasil evaluasi diperoleh nilai 1,2801 dengan biaya Rp. 3.546.750,- pada alternatif 5 yaitu Menambah Locator pada mesin gergaji ulak alik dan menambah penahan pada gergaji bulat, sehingga dapat memberikan keuntungan Pada proses set-up dalam menempatkan bahan baku lebih cepat, pada proses pemotongan bahan baku lebih cepat, proses pengerjaan tidak perlu mengarahkan lagi karena adanya locator sebagai pendukungnya, proses pemotongan dari bahan baku lebih cepat sehingga hasil produk lebih banyak dan jumlah tenaga kerja yang terlibat dapat berkurang.


Gimana? Siap membuat "Value Added" dalam hidupmu?blogger-emoticon.blogspot.com



Back to Top