20

Dia Ayahku,sampai kapanpun ia tetap Ayahku

Bismillah..


Menjadi manusia merugi jika setiap kejadian pahit yang menimpanya akan menjadi ingatan buruk yang selalu tersemat dalam hatinya. Penglihatan akan kebaikanpun bisa sirna dengan mudah disaat semua ingatan negatif muncul. Padahal,jika dilihat,atom juga tidak pernah bermasalah jika dibagi menjadi atom positif dan atom negatif,justru karena adanya negatif ia bisa memunculkan gaya tarik-menarik dan lainnya.


Aku,seorang ekstrovert yang berlebihan kadang. Walau kadang masih banyak yang belum faham dengan sifatku ini. Aku bercerita kadang hanya ingin sekedar bercerita,jarang sekali aku bisa mengambil feedback dari mereka yang ku ajak mendengar cerita. Karena aku,si naturalist,yang akan belajar dengan sendirinya dan akan sadar dengan sendirinya.

Entah kapan tepatnya aku menjadi jauh lebih sensitif. Hati bagaikan salju saking lembutnya (akupun belum pernah sih pegang salju,i hope i could someday). Sedangkan ayah,seorang tempramental namun hatinya sensitif juga. Pendiam tapi berapa tahun terakhir sejak merangkap sebagai ibu rumah tangga jadi suka cerewet (kadang omelannya tepat makna namun banyaknya tidak). Syukurlah sejak perubahan ayah akupun sudah berubah,menjadi ia yang banyak belajar.


Ayahku ini penyayang,saking penyayangnya aku tidak betah jika lama-lama harus tinggal di kota kelahiranku ini,Pangkalpinang. Aku malas disini,kemana-mana harus bersama ayah. 2 si merah yang ayah punya tidak bisa ku kendarai, satunya karena aku belum bisa dan satunya lagi karena sudah tua (ini f1ZR merah putih dibeli indent di awal produksinya,punyaku,kata ayah begitu,tapi membawanya pergi jauh sejauh ini hanya sebatas ke SMAku saja yang jaraknya cuma 1 putaran track lari sabuga,Bandung). Begitupun si roda empat itu,jelas-jelas kakiku ini sampai untuk menginjak pedal rem/kopling/gas,namun belum mau juga ayahku mengajariku,padahal aku ingin membantu Ayah memanasi si merah 4 setiap paginya.

Ayah hafal sekali kenekatanku,dulu waktu belajar mengendarai motor aku sempat kecelakaan tunggal,dan akan ku buktikan aku bisa mengendarai si roda empat tanpa bantuannya.


Aku letih dengan jawaban ayah yang mengkhawatirkan anaknya membuat kerusuhan di jalan saat berkendara,takut sekali anaknya dicelakai dan mencelakakan pengguna jalan yang lain.

Itulah mengapa aku suka merantau. Aku bebas melakukan apa saja,selama di bandung aku mengalami 2 kecelakaan dan itu murni kesalahan si penabrak. Aku bebas naik gunung,aku bebas ikut tracking,aku bebas menaiki kereta kemanapun aku mau,aku bebas berbaur dengan semua mahluk bumi ciptaanNYA. Tentu saja aku akan menelpon Ayah untuk meminta izin/memberi kabar. Cuma caraku memberi tahu ayah ada dua: pasca kejadian dan pra kejadian,kalau untuk berita sedih misalnya kecelakaan/sakit aku akan mengabarkannya seperti ini: 'Ayah,kakak dirawat di RS,kemaren ditabrak motor,tapi tenang,ini udah baikan koq,tinggal dikit lagi penyembuhannya'(ini menggunakan nada ceria tanpa mengeluh). Atau saat berpergian ke JKT/Bogor dari Bandung sendirian tinggal bilang kalo udah nyampenya aja.


Namun,di balik semua itu Ayahku tetaplah dan masih menjadi pahlawan bagiku. Ayah rela mengantar-menjemputku ke sekolah dan ke tempat les setiap jadwalku. Bahkan saat hujan tiba,Ayah cekatan standby untuk menjemputku. Walaupun kadang aku mengeluh,ini semua karena ayah yang tidak pernah memberanikan dirinya untuk membiarkanku mengendarai motor. Ohya,dulu aku punya 2 sepeda, sepeda pertama itu sepeda mini (sepeda cewek kalo ku bilang) yang kemudian sepeda itu sengaja ku rusak karena aku ingin dibelikan sepeda fedral(sepeda bergigi yang cowok banget,ini juga sebutanku). Dan tahukah,saat itu ternyata ayah sengaja tidak mengaktifkan gigi sepeda itu agar aku tidak kebut-kebutan bersepeda. Oh My Rabb..Cintanya Ayah padaku.


Sekarang,walau aku harus berbagi cinta Ayah dengan ibu baru dan adik baruku,ia tetaplah Ayahku. Sekarang, walau kasih sayangnya hanya ditunjukkan dari materi yang ia berikan dan juga ocehannya yang kadang menyakitkan,akupun masih akan menyebutnya Pahlawanku...


Terima Kasih Ayah..aku tetap akan selalu sayang Ayah,dengan semua kelebihan,kebanggaanku terhadap ayah dan kekhilafan ayah sebagai hambaNYA.



Million love,


Kavie^^



Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

20 comments

15 June 2011 at 08:21

Assalamu'alaiukum ...
Orang tua, siapapun dia dengan caranya, sesungguhnya sangat mencintai anak-anaknya.
Sebagai pribadi dengan karakter yang sudah menjadi bagian dirinya, seorang Ayah ato Ibu tentu memiliki cara yang berbeda dalam mencurahkan kasih sayangnya. Hanya saja kita seringkali tidak bisa menerjemahkan maksud keduanya. Ketika orang tua bersikap keras, sebenarnya itu juga cara dia menyayangi kita, ketika kita dimanjakan itu juga kasih sayang. Maka kelak kita akan memahami bahwa itulah kasih bagian dari hidup kita.

Sebaik-baik orang tua yang bisa dicontoh adalah sosok Baginda Rasululloh SAW yang karena dengan kepribadiannya yang agung, bisa mengantarkan anak-anak menuju kedewasaannya dengan indah dan Qur'ani.

Maaf baru mampir,

15 June 2011 at 08:51

Menikah lagi belum tentu kesalahan, sayang. Itu adalah fitrah manusia. Yang penting cintanya padamu tak pernah surut.
Sebagai salah satu keluarga poligami, kami berbahagia.

15 June 2011 at 09:32

@Djangan pakies: 'alaikumussalam wrwb..Wah,dapet wejangan dari pak e,makasih ya pak e..Betul..akupun terus belajar..belajar jadi anak sholeh dan belajar mempersiapkan diri jadi orangtua sholeh,hehhe..Makasih kunjungannya pak e,datang2 bawa2 oleh2 nasihat..Senangnya^^

@Susindra: Iya mbak,heheh..Aku gpp koq..Mulai belajar sejak 2008 lalu ktika ayahku memutuskan menikah lagi selepas 2 tahun hidup tanpa Mamaku(karena mamaku meninggal). Lagipula inilah skenario hidupku,aku harus lewati itu..Wah,senangnya mbak bisa berbagi kebahagiaan disini. Makasih ya mbak:)

15 June 2011 at 11:15

you're always be Daddy's little girl, meskipun sudah dewasa...

2 tahun setelah Mama gak ada...
aku pikir 2 tahun masih relevan lho...

ada yang baru 6 bulan istrinya meninggal, si suami dah menikah lagi.

semoga nanti Ayah tetep sayang, gak pernah berubah meskipun sudah menikah lagi

15 June 2011 at 11:17

Ayoo Tantee...
semangat yaaaaaa

15 June 2011 at 14:41

ayah...

15 June 2011 at 15:59

@elsa: Iya mbak..heheh,ini tulisan untuk mengingatkanku jikalau esok2,aku merasa kesal dengan perubahan sikap Ayah aku jadi mengurungkan kesalku karena aku telah berjanji menyayanginya sampai kapanpun,tulisan ini buktinya^^

@Baby Dija: Makacih dija cayang..Siapp deh,auntie akan semangat*pelukpeluk dija*

@dhila 13: heyyy nak...hehehhehe..

15 June 2011 at 16:00

Percaya atau tidak, my tears are running down my cheeks :'(

saya selalu menganggap papa saya sebagai udara kosong, padahal dia selalu berusah membahagiakan saya. Saya jarang sekali ngobrol dgn papa saya, kalau ngomong ya seperlunya saja.

Dan...

Saya boleh nanya sesuatu? Saya penasaran sama reaksi kamu wkt beliau ijin untuk menikah lagi?

15 June 2011 at 21:05

ya biar gimana juga dia tetap ayahmu..meski tak sempurna ya. sama spt papaku yg juga tak sempurna, tapi aku tetap sayang sama dia.

16 June 2011 at 08:27

@inggit: T__T yahh..maaf ya nggit,pertama kali main ke rumah mayaku udah buatmu menangis..Jangan kapok mampir ya. Hmm,tipe ayah kebanyakan adalah tipe yang suka bertindak ketimbang berbicara banyak. Dalam tindakannya itulah,para ayah mengekspresikan rasa cintanya. Hmm,aku nggak apa2 ktika ayah meminta izin menikah lagi,karena as we know,seorang janda mungkin bisa bertahan tanpa bersuami lagi,tp sangat jarang duda yg bisa bertahan tanpa beristri lagi. Mereka terbiasa dilayani mungkin ya..Cuma aku dulu sering aja ngeyel iseng mikir ternyata bagi seorang pria untuk melupakan cintanya,terlebih sudah terpisah oleh maut. U can chat with me,dear..if u want:)

@Sang cerpenis: Yuppe mbak fanny..betul itu..bagaimanapun dan sampai kapanpun,ayah tetaplah ayah yg tak kan bisa tergantikan oleh siapapun.

16 June 2011 at 14:29

Wah..penggalan cerita hidup si ekstrovert bin naturalis.hehe..

Semangat ya..

18 June 2011 at 17:11

Sosok seorang ayah sangat berperan dan berpengaruh besar pada perkembangan mental seorang anak karena tidak terlepas menjaga komunikasi..

19 June 2011 at 18:23

Bagaimanapun keadaan dan situasinya sekarang, aku yakin kamu dah bisa legowo Put...

19 June 2011 at 19:17

Ayah, tetaplah ayah yang selalu sayang sama kamu meskipun kadang sifat kerasnya muncul. Itu karena dia menginginkan gadis kecilnya tumbuh bahagia. Walau merantau teteup komunikasinya dijaga ya :)

19 June 2011 at 20:14

Iya bener. Bagaimana pun orang tua kita. Beliau tetaplah orang tua kita :)

20 June 2011 at 07:33

ayah akan selalu menyayangi anaknya sampai kapan pun:)
smua org tua pasti bgitu, seburuk2nya kita, kita tetap anaknya, seburuk2nya org tua, beliau tetap org tua kita. Hrs tetap kita hormati :)

20 June 2011 at 15:41

Selalu merinding, setiap membaca banyak kisah anak dan ayah.

Jadi kangen bapak nih...

20 June 2011 at 19:52

Itulah kehidupan,kita kadang ingin didengar tanpa pernah mau mendegar...Ayah,LOve u ^_^

20 June 2011 at 20:50

putrii so sweet bangeet... some of the story also happen to me.. saya jg merasa bebas bgt ketika pergi merantau dan mengabarkan ortu pasca atau pra kejadian. apalagi kalo udah kerja kayak sekarang, jarang dilarang kesana kemari. bebaaas bgt :D

21 June 2011 at 17:25

congrats!

dapet award kak

http://aul-home.blogspot.com/2011/06/auls-open-home.html

:D

Post a Comment
Back to Top